BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri salah satunya adalah Morfologi Tumbuhan. Morfologi tumbuhan hanya mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar saja dan morfologi tumbuhan atau lebih dikenal dengan Anatomi tumbuhan.
Menurut definisinya, morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tumbuhan saja tetapi juga bertugas menentukan apakah fungsi masing-masing bagian dari tumbuhan tersebut.
Akar, batang, daun, serta bagian-bagian tumbuhan lainnya merupakan bagian-bagian yang secara langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan itu sendiri selama masa pertumbuhannya. Oleh sebab itu, alat-alat tersebut sering kali dinamakan pula alat-alat pertumbuhan atau alat-alat vegetatif.
Setelah suatu tumbuhan mengalami pembuahan dan menghasilkan buah serta biji, berikutnya biji dari tumbuhan tersebut akan mengalami sebuah proses yang dikenal dengan perkecambahan. Perkecambahan tersebut akan menghasilkan kecambah (plantula), yang mana kecambah (plantula) tersebut merupakan tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji.
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu untuk mengetahui berbagai macam faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji dan dapat membedakan dua macam perkecambahan.
Berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri salah satunya adalah Morfologi Tumbuhan. Morfologi tumbuhan hanya mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar saja dan morfologi tumbuhan atau lebih dikenal dengan Anatomi tumbuhan.
Menurut definisinya, morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tumbuhan saja tetapi juga bertugas menentukan apakah fungsi masing-masing bagian dari tumbuhan tersebut.
Akar, batang, daun, serta bagian-bagian tumbuhan lainnya merupakan bagian-bagian yang secara langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan itu sendiri selama masa pertumbuhannya. Oleh sebab itu, alat-alat tersebut sering kali dinamakan pula alat-alat pertumbuhan atau alat-alat vegetatif.
Setelah suatu tumbuhan mengalami pembuahan dan menghasilkan buah serta biji, berikutnya biji dari tumbuhan tersebut akan mengalami sebuah proses yang dikenal dengan perkecambahan. Perkecambahan tersebut akan menghasilkan kecambah (plantula), yang mana kecambah (plantula) tersebut merupakan tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji.
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu untuk mengetahui berbagai macam faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji dan dapat membedakan dua macam perkecambahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
1. Phaseolus radiatus (Kacang hijau)
a. Morfologi
Perkecambahan biji kacang hijau termasuk dalam perkecambahan di atas tanah (epygaeis), karena terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga sehingga daun lembaga terangkat ke atas dan muncul di atas pernukaan tanah. Hal ini juga disebabkan karena Phaseolus radiatus merupakan tumbuhan kelompok C3, merupakan kelompok tumbuhan dimana hasil awal fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 3 atom karbon yaitu asam fosfogliserat dan pemfiksasi CO2 adalah ribulosa difosfat, (Anonim, 2011).
b. Klasifikasi
Menurut Plantamor (2011), susunan klasifikasi dari Phaseolus radiatus adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus
c. Ekologi
Asal dan persebaran geografis kacang hijau berasal dari India atau daerah Indo-Burma di mana kacang ini telah ditanam sejak beberapa ribu tahu lalu. Kacang ini tersebar pada awal zaman ke hampir semua Negara-Negara Asia, dan baru-baru ini ke lain benua. Kendati kacang ini telah tersebar luas, kacang hijau tidak pernah menjadi suatu hasil panen komersil utama di luar Asia. Di Asia Tenggara, kacang hijau tergolong merupakan kacang terpenting.
Kacang hijau merupakan tumbuhan berhari pendek. Kacang hijau merupakan tanaman yang tumbuh baik di dalam rata-rata rentang suhu sekitar 20 - 40 ° C, suhu optimum antara 28 - 30 ° C. Oleh karena itu, tanaman ini dapat tumbuh di musim panas dan subtropis dan pada ketinggian 2000 m di atas permukaan laut pada daerah tropis. Tanaman ini sangat peka pada kondisi air yang berlebihan, tetapi dapat bertahan terhadap tekanan kekeringan dengan relatif baik. Kacang hijau dapat tumbuh pada daerah dengan curah hujan sekitar 200 - 300 mm3/tahun. Pertumbuhan terbaik tanaman ini pada tanah liat berdrainasi baik atau tanah liat berpasir, dengan pH 5,5 – 7,0, (Anonim, 2011).
d. Nilai medis
Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor yang bermanfaat untuk memperkuat tulang. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh, sehingga aman dikonsumsi oleh orang yang memiliki masalah kelebihan berat badan. Tidak hanya kacangnya tetapi kecambah kacang hijau juga bermanfaat seperti antioksidan yang terkandung di dalamnya dapat membantu memperlambat proses penuaan dan mencegah penyebaran sel kanker. Kandungan vitamin E-nya membantu meningkatkan kesuburan. Kecambah kacang hiaju juga sangat baik untuk menjaga keasaman lambung dan memperlancar pencernaan karena bersifat alkalis (basa). Untuk kecantikan, yaitu membantu meremajakan dan menghaluskan kulit, menghilangkan noda-noda hitam pada wajah, menyembuhkan jerawat, menyuburkan rambut dan melangsingkan tubuh, (Anonim, 2011).
e. Nilai komersial
Kacang hijau yang kering dapat dimasak atau digiling. Biji atau tepungnya dapat digunakan dalam berbagai hidangan seperti sup, bubur, penganan, roti, mie dan bahkan eskrim. Tepung kacang hijau secara ekstensif digunakan untuk tepung mie, protein kacang hijau digunakan untuk membentengi tepung biji-bijian. Kacang hijau dapat berfungsi sebagai sayuran segar yang paling terkenal dalam masakan oriental adalah kecambahnya. Residu panen merupakan makanan hewan yang penting. Kacang hijau kadang-kadang ditanam untuk penutup tanaman. Prospek permintaan untuk kacang hijau sebagai makanan akan terus bertambah. Jangka waktu hidup yang singkat dari kacang hijau sangat cocok untuk meningkatkan intensitas pemanenan di tanah pertanian. Pengembangan baru di dalam teknologi makanan untuk memungkinkan membuat perluasan pemanfaatan kacang hijau. Tauge mulai dikenal sebagai sayuran musim dingin di banyak daerah hangat, (Anonim, 2011).
2. Zea mays (Jagung)
a. Morfologi
Perkecambahan biji jagung termasuk dalam perkecambahan di dalam tanah (hypogaeis), karena daun lembaganya tetap tinggal di dalam kulit biji dan tetap di dalam tanah. Hal ini juga disebabkan karena Zea mays merupakan tumbuhan kelompok C4, yaitu kelompok tumbuhan yang hasil awal fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 4 atom karbon yaitu asam oksaloasetat dan pengikat CO2 adalah fosfoenolpiruvat, (Anonim, 2011).
b. Klasifikasi
Menurut Plantamor (2011), susunan klasifikasi dari Zea mays yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
c. Ekologi
Jagung berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah, kemudian pada abad 16 jagung diperkenalkan ke Asia Tenggara oleh bangsa Portugis. Pada dasarnya jagung merupakan tanaman daerah beriklim hangat dengan kelembaban mencukupi. Pertumbuhan terbaik jagung yaitu tumbuh di daerah dengan kelembapan antara 21 - 30°C. Jagung tumbuh hingga ketinggian 3000 m dpl. Di daerah tropis, pertumbuhan terbaik jagung dengan curah hujan 600 - 900 mm3/tahun. Jagung dapat tumbuh pada beragam jenis tanah, tetapi tumbuh subur pada tanah yang memiliki drainase baik, peredaran udara baik, senyawa organik yang cukup dan aliran nutrisi yang cukup. Jagung dapat ditanam pada tanah ber pH antara 5,5 - 7. Jagung termasuk ke dalam kelompok tanaman yang tidak tahan pada kadar garam, (Anonim, 2011).
d. Nilai medis
Jagung sebagai bahan pangan adalah sumber karbohidrat kedua setelah beras. Kandungan kimia jagung terdiri atas air 13,5%, protein 10%, lemak 4,0%, karbohidrat 61,0%, gula 1,4%, pentosa 6,0%, serat kasar 2,3%, abu 1,4% dan zat kimia lainnya 0,4%. Rambut jagung yang merupakan limbah dari industri pangan, namun digunakan sebagai obat tradisional untuk peluruh air seni dan penurun tekanan darah, (Anonim, 2011).
e. Nilai komersial
Biji jagung digunakan sebagai bahan makanan pokok terutama di daerah tropis dan makanan untuk ternak hewan dan unggas terutama di negara-negara industri. Biji jagung dapat dikonsumsi dengan banyak cara. Untuk konsumsi manusia, biasanya ditumbuk atau digiling dan kemudian direbus, dipanggang atau difermentasikan. Hasil industri utama dari biji jagung berupa tepung, minyak, sirup, cairan organik dan minuman alkohol. Ampas jagung dari pembuatan tepung atau minyak dan kulit biji digunakan untuk makanan hewan. Tepung jagung dapat digunakan sebagai makanan manusia atau dibuat lem. Sisa tanaman seperti batang jagung digunakan untuk bahan bakar atau kompos. Kulit dalam dari jagung dan serat pada batang digunakan untuk membuat kertas, (Anonim, 2011).
3. Arachis hypogaea (Kacang tanah)
a. Morfologi
Perkecambahan biji kacang tanah termasuk dalam perkecambahan di dalam tanah (hypogaeis), karena daun lembaganya tetap tinggal di dalam kulit biji dan tetap di dalam tanah. Hal ini juga disebabkan karena Arachis hypogaea merupakan tumbuhan kelompok C4, yaitu kelompok tumbuhan yang hasil awal fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 4 atom karbon yaitu asam oksaloasetat dan pengikat CO2 adalah fosfoenolpiruvat, (Anonim, 2011).
b. Klasifikasi
Menurut Plantamor (2011), susunan klasifikasi dari Arachis hypogaea yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea
c. Ekologi
Pada abad ke 16, bangsa Portugis membawa kacang ini dari Brasil ke Afrika Barat. Pada waktu yang sama orang-orang Spanyol memperkenalkan kacang tanah dari Meksiko ke barat Pasifik yang kemudian tersebar ke Cina, Indonesia dan ke Madagascar.
Rata-rata temperatur harian yang optimum untuk pertumbuhan kacang tanah adalah sekitar 30 ° C. Kacang tanah tumbuh pada daerah 1000 m di atas permukaan laut dengan curah hujan antara antara 500 dan 600 mm3/tahun. Meskipun demikian, kacang tanah adalah jenis yang dapat toleran pada kekeringan dan dapat bertahan dengan defisit air internal yang tinggi, walaupun akan menghasilkan pengurangan; Karena polong berkembang di bawah tanah dan harus disembuhkan pada saat panenan, tanah gembur berdrainasi baik lebih disukai, walaupun perkembangan dan pertumbuhan tumbuhan ini dapat tumbuh diatas lahan tanah liat yang lebih berat. Untuk pertumbuhan optimum, pH tanah harus di sekitar 5,5 – 6,5, (Anonim, 2011).
d. Nilai medis
Kacang tanah memiliki nilai medis yang cukup tinggi yaitu dapat bermanfaat sebagai bahan pembuatan suntikan penisillin, dapat mengurangi kolesterol, mengobati kencing manis, radang paru-paru, mengobati batuk berdahak, dapat melancarkan haid dan melancarkan peredaran darah. Tumbuhan kacang tanah memiliki kandung kimia berupa asam lemak, linolin, stearin, arikidin, lignoserin, dan juga mengandung vitamin C, (Anonim, 2011).
e. Nilai komersial
Kacang tanah sangat bermanfaat bagi kehidupan yaitu dapat dimanfaatkan sebagai bahan minyak, makanan ringan, sup kacang tanah dan oncom. Selain itu, kacang tanah juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan ligimen dan pengganti minyak zaitun. Di pasaran, kacang tanah memiliki harga berkisar Rp. 6.000,- /kg, (Anonim, 2011).
4. Soya max (Kedelai)
a. Morfologi
Perkecambahan biji kedelai putih termasuk dalam perkecambahan di atas tanah (epygaeis), karena terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga sehingga daun lembaga terangkat ke atas dan muncul di atas pernukaan tanah. Hal ini juga disebabkan karena Soya max merupakan tumbuhan kelompok C3, merupakan kelompok tumbuhan dimana hasil awal fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 3 atom karbon yaitu asam fosfogliserat dan pemfiksasi CO2 adalah ribulosa difosfat, (Anonim, 2011).
b. Klasifikasi
Menurut Anonim (2011), susunan klasifikasi dari Soya max yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Soya
Spesies : Soya max
c. Ekologi
Kedelai mulai didomestikasi di bagian timur Negeri China utara di sekitar abad ke-11 sebelum masehi. Dari sana menyebar ke daerah lain hingga ke Indonesia melalui jalur sutera.
Tanaman kacang kedelai dapat tumbuh pada daerah yang beriklim tropis dengan ketinggian tempat berkisar antara 1.200 - 1.300 m di atas permukaan laut. Curah hujan yang cocok untuk tanaman kacang kedelai yaitu sekitar 2.300 – 3.000 mm3/tahun dan suhu 100 0C – 400 0C. Tingkat keasaman (pH) tanah yang dibutuhkan berkisar antara 5,8 – 7 dengan kelembaban 69%, (Anonim, 2011).
d. Nilai medis
Tumbuhan kedelai secara medis memiliki banyak manfaat sebagai tanaman obat untuk meluruhkan karat yang terdapat dalam pembuluh darah, meningkatkan daya tahan tubuh, menghilangkan dan mengurangi penyakit darah tinggi, dan mencegah penyakit jantung. Adapun kandung kimia yang terkandung di dalam kacang kedelai meliputi astrigen, lesitin, protein, vitamin B, C, dan E, (Anonim, 2011).
e. Nilai komersial
Tumbuhan kedelai memiliki banyak nilai komersial diantaranya yaitu dapat digunakan sebagai bahan pokok dalam pembuatan tahu, tempe dan susu kedelai, serta dalam pembuatan tepung, dan juga dapat digunakan sebagai sayuran yang dimakan sehari-hari. Selain itu, minyak dari kacang kedelai dapat dijadikan bahan dasar dalam pembuatan sabun, plastik, kosmetik, tinta, dan krayon. Harga jual tanaman kedelai di pasaran berkisar Rp. 8.000,- /kg, (Anonim, 2011).
BAB III
METODOLOGI
METODOLOGI
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut :
- Hari/Tanggal : Sabtu, 07 Mei 2011
- Pukul : 13.00 Wita – 17.30 Wita
- Tempat : Laboratorium Biodeversity Jurusan Biologi
FMIPA UNTAD
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Buku gambar
2. Alat tulis menulis
3. Phaseolus vulgaris
4. Phaseolus radiatus
5. Zea mays
6. Arachis hypogaea
7. Soya max
C. Prosedur kerja
Prosedur kerja dalam pelaksanaan praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Menulis nama spesies dan family tumbuhan tersebut
2. Mengambarkan dan memberi keterangan bagian-bagiannya
Plumula
Epikotil
Hipokotil
Cotiledo
Caulicula
Skutelum
Radicula
Calyptra
3. Menentukan perkecambahan tersebut epigaeis dan hypogaeis
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan
1. Kacang hijau (Phaseolus radiatus)
Perkecambahan biji kacang hijau termasuk dalam perkecambahan di atas tanah (epygaeis), karena terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga sehingga daun lembaga terangkat ke atas dan muncul di atas pernukaan tanah. Hal ini juga disebabkan karena Phaseolus radiatus merupakan tumbuhan kelompok C3, merupakan kelompok tumbuhan dimana hasil awal fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 3 atom karbon yaitu asam fosfogliserat dan pemfiksasi CO2 adalah ribulosa difosfat. Tumbuhan ini mengalami jalur 3 karbon (Daur Calvin-Benson) sehingga pada saat perkecambahan daun lembaganya naik ke atas tanah guna mendapatkan nutrisi dari lingkungannya melalui proses asimilasi.
Kecambah biji kacang hijau mempunyai bagian-bagian seperti plumula (pucuk lembaga), epikotil, cotyledo (daun lembaga), scutellum (skutelum), hipokotil, caulicula (calon batang), radicula (akar lembaga) dan calyptra (tudung akar). Plumula atau pucuk lembaga merupakan bagian lembaga yang berupa batang lembaga beserta calon-calon daun dan epikotil merupakan daerah di atas daun lembaga. Cotiledon atau daun lembaga pada kecambah kacang hijau berjumlah dua yang merupakan daun pertama yang dapat berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan sehingga seringkali daun lembaga ini terlihat tebal dan mempunyai bentuk cembung pada satu sisi dan rata pada sisilainnya, dan sebagai tempat asimilasi (fotosintesis). Kecambah kacang hijau mempunyai skutelum atau sarung biji yang tipis dan berfungsi sebagai alat penghisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga. Pada kecambah kacang hijau ada bagian yang disebut hipokotil atau daerah di bawah daun lembaga. Pada daerah ini terdapat caulicula atau calon batang atau batang lembaga yang nantinya akan tumbuh menjadi batang tumbuhan kacang hijau. Kecambah kacang hijau telah memiliki radicula atau calon akar atau akar lembaga yang nantinya akan tumbuh sebagai akar pada tumbuhan kacang hijau dimana ujung akar lembaga ini menghadap ke arah liang biji dan perkecambahan biji, akan tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi. Ujung akar lembaga ini disebut calyptra atau tudung akar yang berfungsi melindungi daerah meristem akar lembaga kecambah kacang hijau.
2. Jagung (Zea mays)
Perkecambahan biji jagung termasuk dalam perkecambahan di dalam tanah (hypogaeis), karena daun lembaganya tetap tinggal di dalam kulit biji dan tetap di dalam tanah. Hal ini juga disebabkan karena Zea mays merupakan tumbuhan kelompok C4, yaitu kelompok tumbuhan yang hasil awal fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 4 atom karbon yaitu asam oksaloasetat dan pengikat CO2 adalah fosfoenolpiruvat. Tumbuhan ini mengalami jalur 4 karbon (Daur Hatch-Slack) sehingga nutrisi untuk perkecambahananya tercukupi tanpa harus daun lembaganya mencari atau mendapatkan nutrisi dari lingkungan di atas tanah.
Kecambah biji jagung mempunyai bagian-bagian seperti cotyledo (daun lembaga), hipokotil, caulicula (batang lembaga), scutellum (skutelum), radicula (akar lembaga) dan calyptra (tudung akar). Plumula atau pucuk lembaga merupakan bagian lembaga yang berupa batang lembaga beserta calon-calon daun dan epikotil merupakan daerah di atas daun lembaga. Cotyledo atau daun lembaga pada kecambah kacang tanah berjumlah dua yang merupakan daun pertama yang dapat berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan sehingga seringkali daun lembaga ini terlihat tebal dan mempunyai bentuk cembung pada satu sisi dan rata pada sisilainnya, dan sebagai tempat asimilasi (fotosintesis). Kecambah jagung juga mempunyai skutelum atau sarung biji yang tipis dan berfungsi sebagai alat penghisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga. Selain itu kecambah jagung mempunyai radicula atau calon akar atau akar lembaga yang nantinya akan tumbuh sebagai akar pada tumbuhan jagung dimana ujung akar lembaga ini menghadap ke arah liang biji dan perkecambahan biji, akan tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi. Akar lembaga mempunyai ujung yang disebut calyptra atau tudung akar yang berfungsi melindungi daerah meristem akar lembaga.
3. Kacang tanah (Arachis hypogea)
Perkecambahan biji kacang tanah termasuk dalam perkecambahan di atas tanah (epygaeis), karena terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga sehingga daun lembaga terangkat ke atas dan muncul di atas pernukaan tanah. Hal ini juga disebabkan karena Phaseolus radiatus merupakan tumbuhan kelompok C3, merupakan kelompok tumbuhan dimana hasil awal fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 3 atom karbon. Tumbuhan ini mengalami jalur 3 karbon (Daur Calvin-Benson) sehingga pada saat perkecambahan daun lembaganya naik ke atas tanah guna mendapatkan nutrisi dari lingkungannya melalui proses asimilasi.
Kecambah biji kacang tanah mempunyai bagian-bagian seperti plumula (pucuk lembaga), epikotil, cotyledo (daun lembaga), scutellum (skutelum), radicula (akar lembaga) dan calyptra (tudung akar). Plumula atau pucuk lembaga merupakan bagian lembaga yang berupa batang lembaga beserta calon-calon daun dan epikotil merupakan daerah di atas daun lembaga. Cotyledo atau daun lembaga pada kecambah kacang tanah berjumlah dua yang merupakan daun pertama yang dapat berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan sehingga seringkali daun lembaga ini terlihat tebal dan mempunyai bentuk cembung pada satu sisi dan rata pada sisilainnya, dan sebagai tempat asimilasi (fotosintesis). Kecambah kacang tanah juga mempunyai skutelum atau sarung biji yang tipis dan berfungsi sebagai alat penghisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga. Selain itu kecambah kacang tanah mempunyai radicula atau calon akar atau akar lembaga yang nantinya akan tumbuh sebagai akar pada tumbuhan kacang tanah dimana ujung akar lembaga ini menghadap ke arah liang biji dan perkecambahan biji, akan tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi. Akar lembaga mempunyai ujung yang disebut calyptra atau tudung akar yang berfungsi melindungi daerah meristem akar lembaga.
4. Kacang kedelai (Soya max)
Perkecambahan biji kedelai putih termasuk dalam perkecambahan di atas tanah (epygaeis), karena terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga sehingga daun lembaga terangkat ke atas dan muncul di atas pernukaan tanah. Hal ini juga disebabkan karena Soya max merupakan tumbuhan kelompok C3, merupakan kelompok tumbuhan dimana hasil awal fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 3 atom karbon yaitu asam fosfogliserat dan pemfiksasi CO2 adalah ribulosa difosfat. Tumbuhan ini mengalami jalur 3 karbon (Daur Calvin-Benson) sehingga pada saat perkecambahan daun lembaganya naik ke atas tanah agar mendapatkan nutrisi dari lingkungannya melalui proses asimilasi.
Kecambah biji kedelai putih mempunyai bagian-bagian seperti plumula (pucuk lembaga), epikotil, cotyledo (daun lembaga), hipokotil, caulicula (calon batang), radicula (akar lembaga) dan calyptra (tudung akar). Plumula atau pucuk lembaga merupakan bagian lembaga yang berupa batang lembaga beserta calon-calon daun dan epikotil merupakan daerah di atas daun lembaga. Cotyledo atau daun lembaga pada kecambah kedelai putih berjumlah dua yang merupakan daun pertama yang dapat berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan sehingga seringkali daun lembaga ini terlihat tebal dan mempunyai bentuk cembung pada satu sisi dan rata pada sisilainnya, dan sebagai tempat asimilasi (fotosintesis). Pada kecambah kacang kedelai putih ada bagian yang disebut hipokotil atau daerah di bawah daun lembaga. Pada daerah ini terdapat caulicula atau calon batang atau batang lembaga yang nantinya akan tumbuh menjadi batang tumbuhan kacang hijau. Kecambah kedelai putih telah memiliki radicula atau calon akar atau akar lembaga yang nantinya akan tumbuh sebagai akar pada tumbuhan ini dimana ujung akar lembaga ini menghadap ke arah liang biji dan perkecambahan biji, akan tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi. Ujung dari akar lembaga ini disebut calyptra atau tudung akar yang berfungsi melindungi daerah meristem akar lembaga.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
Bardasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, maka kami berkesimpulan bahwa:
1. Kecambah merupakan bagian dari tumbuhan yang sangat penting. Kecambah dapat disamakan dengan awal tubuh dari tumbuhan.
2. Perkecambahan pada suatu tumbuhan dibedakan menjadi 2 jenis, diantaranya perkecambahan di atas tanah (epigaeis) yaitu jika pada perkecambahan dengan pembentangan ruas batang bawah daun lembaga dan kemudian daun lembaganya terangkat ke atas lalu muncul di atas permukaan tanah. Contohnya yaitu perkecambahan pada kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan perkecambahan pada kacang kedelai (Soya max), serta perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis) yaitu bila daun lembaga tetap tinggal di dalam biji dan tetap di dalam tanah. Contohnya yaitu perkecambahan pada jagung (Zea mays).
B. Saran
Praktikan berharap agar dalam praktikum selanjutnya dapat berlangsung dengan lebih tenang, sehingga praktikan dapat memanfaatkan waktu yang telah disediakan dengan seefisien mungkin. Serta praktikan berharap agar tidak hanya para praktikan yang
0 komentar:
Posting Komentar