BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jamur (fungi) banyak kita temukan disekitar kita.
Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang
lembap. Beberapa ahli mikologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan
bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold)
dan khamir (yeast).
Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang. Tubuh
vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang
disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat
(tempat hidup jamur). Sedangkan jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler
(berinti satu), bentuknya bulat atau oval.
Pengamatan
morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan pengamatan
morfologi ini lebih penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat beberapa
cara atau metode pengamatan yaitu dengan pembuatan slide cultur atau hanging drop.
Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara makroskopis dan
mikroskopis.
B. Tujuan
Adapun tujuan
dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui morfologi fungi (kapang dan
khamir) dengan metode pengamatan slide
cultur.
BAB
III
METODOLOGI
A. Waktu
dan Tempat
Adapun watu dan tempat pelaksanaan dari praktikum
ini yaitu :
a. Hari/Tanggal : Kamis/01
Desember 2011
b. Pukul : 10.00
Wita s/d
selesai
c. Tempat : Lab. Biodas Jurusan Biologi FMIPA UNTAD
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
dalam praktikum kali ini yaitu :
a. Alat
1. Cawan
petri 6. Hot plate
2. Ose loop 7. Handsprayer
3. Mikroskop 8. Masker
4. Kaca
objek dan penutup
9. Pembakar bunsen
5. Enkas
10. Pipet
tetes
b.
Bahan
1. Aspergillus sp.
2. Phytophthora
palmivora
3. Aquadest
4. Alkohol
5. Medium
MEA
6. Medium
PDA
7. Batang lidi ± 6 cm
8. Kapas
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum kali ini yaitu :
- Pembuatan slide kultur Aspergillus sp.
1. Mencairkan medium MEA di atas hot plate kemudian menyiapkan buah cawab
petri.
2. Menyiapkan 2 buah batang lidi
dengan ukuran ± 6 cm.
3. Mensterilkan batang lidi dengan
menyemprotkan alkohol pada batang lidi lalu mengeringkan dengan menggunakan
kapas.
4. Meletakkan batang lidi dalam cawan
petri dengan posisi sejajar dan terpisah.
5. Mengambil sedikit kapas dan
meletakkan dalam cawan petri dengan posisi berada diantara batang lidi.
6. Meneteskan aquadest secukupnya pada
kapas hingga lembab.
7. Mensterilkan kaca objek dan
penutupnya dengan menyemprotkan alkohol kemudian mengeringkan dengan kapas.
8. Meletakkan kaca objek dalam cawan
petri dimana batang lidi sebagai penyangganya.
9. Mengambil medium MEA yang telah
cair dengan pipet tetes lalu meneteskan pada kaca objek (1 tetes).
10.Membarakan
ose loop diatas api bunsen, lalu mencelupkan ke dalam larutan alkohol 70 % yang
ada di dalam tabung reaksi.
11.Menyentuhkan
Ose loop ke atas Aspergillus sp.,
lalu menggoreskan secara langsung ke kaca objek sebelum medium MEA memadat.
12.Menaruh kaca penutup sambil sedikit
ditekan
13.Menyimpan slide kultur dalam enkas
untuk diamati selama 24 jam.
14.Mengulangi prosedur dari awal hingga
akhir dengan mengganti medium MEA dengan medium PDA.
- Pembuatan slide kultur Phytophthora
palmivora
1. Mencairkan medium PDA di atas hot plate kemudian menyiapkan buah cawab
petri.
2. Menyiapkan 2 buah batang lidi
dengan ukuran ± 6 cm.
3. Mensterilkan batang lidi dengan
menyemprotkan alkohol pada batang lidi lalu mengeringkan dengan menggunakan
kapas.
4. Meletakkan batang lidi dalam cawan
petri dengan posisi sejajar dan terpisah.
5. Mengambil sedikit kapas dan
meletakkan dalam cawan petri dengan posisi berada diantara batang lidi.
6. Meneteskan aquadest secukupnya pada
kapas hingga lembab.
7. Mensterilkan kaca objek dan
penutupnya dengan menyemprotkan alkohol kemudian mengeringkan dengan kapas.
8. Meletakkan kaca objek dalam cawan
petri dimana batang lidi sebagai penyangganya.
9. Mengambil medium PDA yang telah
cair dengan pipet tetes lalu meneteskan pada kaca objek (1 tetes).
10.Membarakan
ose loop diatas api bunsen, lalu mencelupkan ke dalam larutan alkohol 70 % yang
ada di dalam tabung reaksi.
11.Menyentuhkan
Ose loop ke atas Phytophthora palmivora lalu
menggoreskan secara langsung ke kaca objek sebelum medium PDA memadat.
12.Menaruh kaca penutup sambil sedikit
ditekan
13.Menyimpan slide kultur dalam enkas
untuk diamati selama 24 jam.
14.Mengulangi prosedur dari awal hingga
akhir dengan mengganti prosedur PDA dengan medium MEA.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No.
|
Medium/Fungi
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
MEA /
Aspergillus
sp.
|
1. Spora
2.
Sporangium
3.
Sporangiofor
4. Hifa
5. Miselium
6. Kolumela
|
|
2.
|
PDA /
Aspergillus
sp.
|
1. Spora
2.
Sporangium
3.
Sporangiofor
4. Hifa
5. Miselium
6. Kolumela
|
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu pengamatan morfologi fungi (kapang dan khamir) praktikan melakukan pemeriksaan morfologi kapang dan khamir. Pemeriksaan morfologi dilakukan melalui dua cara yaitu pengamatan makroskopis dan mikroskopis. Pada pengamatan makroskopis yaitu pengamatan pertumbuhan koloni fungi secara langsung. Pengamatan mikroskopis yaitu pengamatan morfologi fungi dengan menggunakan mikroskop.
Kapang adalah jamur multiseluler (berinti banyak).
Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang
berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan
memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur).
Hifa-hifa membentuk jaring-jaring benang kusut disebut miselium. Beberapa hifa bersifat
senositik, artinya hifa-hifa tidak terpisah dalam ruang-ruang antar sel,
melainkan membentuk sebuah sel raksasa berinti banyak. Jenis hifa lain ada yang
terpisah dalam ruang-ruang oleh septa (dinding).
Jamur
dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau
oval. Khamir adalah fungi yang tidak membentuk miselium, namun beberapa spesies
diantaranya dapat membentuk miselium semu (pseudomiselium). Morfologi khamir
lebih sederhana dari kapang.
Praktikum
kali ini diawali dengan pembuatan slide
cultur untuk mempermudah pengamatan morfologi fungi khususnya pengamatan
mikroskopis. Fungi yang digunakan untuk jenis kapang yaitu Phytophthora palmivora dan untuk jenis khamir yaitu Aspergillus sp.
Aspergillus sp. merupakan jenis jamur
dari divisi Ascomycota yang dimana jamur ini bercirikan talus yang terdiri dari
miselium bersekat. Reproduksi seksual membentuk askospora di dalam askus. Pada
reproduksi aseksualnya dihasilkan spora konidia yang terbentuk pada ujung hifa
khusus yang disebut konidiospora. Memiliki tipe askus yang askokarpnya
berbentuk bola. Berdasarkan hasil pengamatan setelah 24 jam ditemukan koloni Aspergillus sp. pada medium MEA dan PDA. Koloni
Aspergillus sp. berwarna hijau dan
keadaan permukaan koloni menggunung. Pada pengamatan mikroskopis terlihat hifa
yang membentuk miselium semu (pseudomiselium) serta konidiospora yang berbentuk
bulat dan berwarna hijau. Pada jamur ini terdapat bagian-bagian yaitu sporangium yang
berbentuk bulat yang berisi spora. Sporangium akan pecah bila spora telah
matang. Sporangiofor adalah hifa yang tumbuh tegak lurus substrat yang
berfungsi sebagai batang. Stolon adalah hifa yang membentuk jaringan pada
permukaan substrat. Rhizoid adalah hifa yang bercabang-cabang, membentuk
seperti jangkar yang berfungsi menyerap nutrisi. Kolumela adalah dasar badan buah pada kapang.
Koloni
Aspergillus sp. yang tumbuh pada
medium MEA lebih banyak dibandingkan koloni Aspergillus
sp. yang terdapat pada medium PDA. Hal
tersebut disebabkan kandungan nutrisi yang terdapat dalam medium MEA lebih
banyak dibandingkan pada medium PDA.
Phytophthora
palmivora merupakan salah satu patogen tumbuhan yang
menyerang berbagai tumbuhan budidaya.
Anggota Oomycetes ini
memiliki spektrum target yang luas, baik tumbuhan monokotil maupun dikotil.
Tanaman budidaya yang biasa diserangnya adalah berbagai palma seperti kelapa
dan enau, kakao, serta beberapa tanaman buah-buahan. Berdasarkan hasil
pengamatan setelah 24 jam tidak ditemukan koloni dari Phytophthora palmivora baik pada medium
PDA dan MEA. Hal tersebut
dikarenakan pada pengisolasian medium PDA waktu yang
diperlukan mikroorganisme untuk tumbuh lebih lama karena pada
medium PDA terdapat karbohidrat yang lebih lama diuraikan oleh kapang sehingga
waktu yang diperlukan tumbuh pun lebih
lama.
Sedangkan medium MEA merupakan medium untuk petumbuhan
khamir, seperti yang kita ketahui Phytophthora
palmivora merupakan kapang
sehingga tidak sesuai dijadikan media pertumbuhannya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
praktikum kali ini yaitu :
1. Penamatan morfologi mikroba dengan
menggunakan slide cutur bertujuan
untuk mempermudah pengamatan secara mikroskopis.
2. Dari hasil pengamatan pada medium MEA ditemukan
koloni Aspergillus sp. dengan
ciri-ciri berwarna hijau dan keadaan permukaan koloni menggunung. Pada
pengamatan mikroskopis terlihat hifa yang membentuk miselium semu
(pseudomiselium) serta konidiospora yang berbentuk bulat dan berwarna hijau. Kolumela adalah dasar buah pada kapang.
3. Pada
jamur Aspergillus sp. terdapat bagian-bagian yaitu
sporangium yang berbentuk bulat yang berisi spora. Sporangium akan pecah bila
spora telah matang. Sporangiofor adalah hifa yang tumbuh tegak lurus substrat
yang berfungsi sebagai batang. Stolon adalah hifa yang membentuk jaringan pada
permukaan substrat. Rhizoid adalah hifa yang bercabang-cabang, membentuk
seperti jangkar yang berfungsi menyerap nutrisi.
4. Dari hasil pengamatan pada medium PDA dan MEA
tidak ditemukan koloni Phytophthora
palmivora, dikarenakan pada medium PDA terdapat
karbohidrat yang lebih lama diuraikan oleh kapang sehingga waktu yang
diperlukan
tumbuh pun lebih lama. Sedangkan medium MEA merupakan medium
untuk petumbuhan khamir, seperti yang kita ketahui Phytophthora palmivora merupakan
kapang sehingga tidak sesuai dijadikan media pertumbuhannya.
B. Saran
Disarankan dalam praktikum selanjutnya baik praktikan
maupun para asisten praktikum lebih memperhatikan prosedur kerja agar diperoleh
hasil yang memuaskan.
0 komentar:
Posting Komentar