BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Taksonomi tumbuhan sebagai cabang ilmu botani merupakan
suatu ilmu yang mempelajari tentang identifikasi (penamaan), klasifikasi
(pengelompokan) suatu tumbuhan ke dalam takson atau taksa tertentu dan
deskripsi dari tumbuhan tersebut berdasarkan nomenklatur botani atau kode
Internasional tata nama tumbuhan yang berlaku secara universal.
Taksonomi tidak hanya mengenalkan suatu taksa dengan
teori-teori yang ada, tetapi taksonomi mengenalkan suatu tingkatan taksa dengan
aplikasi dilapangan dengan cara mengumpulkan jenis - jenis yang ada
disuatu tempat dan mampu menentukan klasifikasi dari jenis yang didapatkan yang
didahului dengan mengidentifikasi jenis tersebut disertai dengan referensi yang
ada. Praktek lapang kali ini
dilaksanakan di Pusat laut yaitu sebuah kawasan wisata pantai di
Donggala.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktek lapang ini, yaitu:
- Sebagai aplikasi ilmu yang diajarkan pada saat perkuliahan di lapangan.
- Mengenal bagaimana cara mengkoleksi tumbuhan dilapangan secara langsung.
- Untuk mengetahui vegetasi tumbuhan apa saja yang terdapat di kawasan Wisata Pusat Laut Donggala.
BAB
III
METODOLOGI
A. Waktu
dan Tempat
Adapun watu dan tempat pelaksanaan dari praktek lapang ini,
yaitu :
-
Hari/Tanggal : Kamis/23 - 24 Desember 2011
-
Pukul :
10.00 Wita s/d selesai
-
Tempat :
Kawasan Wisata Pusat Laut Donggala
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
dalam praktek lapang ini, yaitu :
1. Gunting
stek 6. Karung
2. Label
gantung 7. Pensil 2B
3. Plastik
nener 8. Buku
4. Koran 9. Spritus
5. Tali
rafia
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktek lapang ini, yaitu :
- Menyiapkan alat-alat yang diperlukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengambilan serta pengoleksian secara langsung sampel di lapangan.
- Pengambilan sampel dilakukan terhadap tanaman tingkat tinggi, bukan tanaman budi daya dan tanaman tingkat rendah.
- Pengambilan sampel harus lengkap, dalam hal ini disertai dengan organ generatif dan organ vegetatif.
- Apabila pada sampel yang ditemukan mempunyai buah yang lunak atau mudah lepas dari tangkainya dan sangat mudah rusak bagiannya, sebaiknya sampel tersebut dipisahkan dan dimasukkan ke dalam karung.
- Memisahkan sampel-sampel yang didapat untuk tiap jenisnya dan menandai dengan pemberian label gantung disertai nomor koleksi, jika ada sampel yang telah diketahui klasifikasinya dapat ditulis secara langsung pada label gantung menggunakan pensil 2B.
- Setelah itu menyusun masing-masing sampel dan menutupi dengan koran kemudian mengikat dan memasukkan ke dalam plastik nener dan memberi spiritus.
- Lalu melanjutkan pengerjaannya di herbarium.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No.
|
Nama Latin
|
Nama Daerah
|
Famili
|
Habitus
|
1.
|
Garuga floribunda
|
Kayu
Kambing
|
Burseraceae
|
Pohon
|
2.
|
Tubernaemontana pandacaqui
|
Kayu
Lana
|
Apocynaceae
|
Semak
|
3.
|
Erythroxylum sp.
|
Kayu
Sembalawi
|
Erythroxylonaceae
|
Pohon
|
4.
|
Sterculia sp.
|
Tidak
diketahui
|
Sterculiaceae
|
Pohon
|
5.
|
-
|
-
|
Myrtaceae
|
Pohon
|
6.
|
-
|
-
|
Leguminoceae
|
- Pohon
- Semak
- Liana
- Herba
|
7.
|
-
|
-
|
Rubiaceae
|
- Pohon
- Semak
- Herba
|
B. Pembahasan
1. Garuga floribunda
a. Morfologi
Habitus pohon dengan tinggi 6 - 10 m.
Batang teres atau bulat tegak. Bangun daun memanjang (oblongus), apeks daun runcing (acutus)
dan basis daun tumpul (obtusus). Tipe
daun majemuk (folium compositum),
tata letak daun pada batang berhadapan (folia
opposita) dan pertulangan daun menyirip (penninervis). Warna daun hijau bila terkena cahaya. Tipe buah carpel batu (drupa), pericarpium berdaging dengan
satu biji tanpa endosperm dan kotiledon mengandung minyak. Tipe bunganya
majemuk tak berbatas (inflorescentia
racemosa) dan terletak pada ujung daun (terminalis).
b. Klasifikasi
Adapun
klasifikasi dari tumbuhan Garuga floribunda, yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Sapindales
Famili : Burseraceae
Genus : Garuga
Spesies : Garuga floribunda
c.
Ekologi
Garuga floribunda hidup pada daerah dengan ketinggian 700 – 1600
m dari permukaan laut banyak tersebar di daerah tropis juga terdapat pada
ekosistem hutan pantai yang tidak terpengaruh iklim dengan tipe tanah
kering (tanah pasir, berbatu karang dan lempung).
d.
Nilai ekonomi
Daun
Garuga
floribunda digunakan untuk pakan ternak. Buahnya dapat dimakan. Daunnya juga mengandung tannin atau zat warna
yang dapat digunakan untuk pewarna tikar. Kayu Garuga floribunda
digunakan untuk konstruksi umum seperti
membangun jembatan.
2. Tubernaemontana pandacaqui
a. Morfologi
Habitus
semak dengan tinggi 2 - 5 m. Batang teres atau bulat tegak. Bangun daun lanset (lanceolatus), apeks daun runcing (acutus) dan basis daun tumpul (obtusus).
Tipe daun tunggal (folium simplex),
tata letak daun pada batang berseling berhadapan (folia opposite alternate) dan pertulangan daun menyirip (penninervis). Warna daun hijau bila
terkena cahaya. Tipe buah
carpel yang berwarna merah bila telah masak dan berwarna hijau bila masih muda.
Tipe bunganya majemuk tak berbatas (inflorescentia
racemosa) dengan jumlah sepal dan petal 5, stamen 1 dan terletak pada
ketiak daun (axillaris).
b. Klasifikasi
Adapun
klasifikasi dari tumbuhan Tubernaemontana pandacaqui, yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Tubernaemontana
Spesies : Tubernaemontana pandacaqui
c.
Ekologi
Tubernaemontana
pandacaqui
hidup pada daerah dengan ketinggian 10
- 900 m dari permukaan laut banyak tersebar di daerah tropis juga terdapat pada
ekosistem hutan pantai yang tidak terpengaruh iklim dengan tipe tanah
kering (tanah pasir, berbatu karang dan lempung).
d.
Nilai ekonomi
Serat yang diperoleh dari kulit
kayu Tubernaemontana pandacaqui
dapat dibuat menjadi tali atau pintal, batang Tubernaemontana pandacaqui dapat
dijadikan kayu bakar dan arang.
3. Erythroxylum sp.
a. Morfologi
Habitus
semak hingga pohon dengan tinggi 4,5 - 12 m. Batang teres atau bulat
tegak. Bangun daun lanset (lanceolatus) atau jorong (ovalis), apeks daun runcing (acutus) dan basis daun tumpul (obtusus). Tipe daun majemuk (folium compositum), tata letak daun pada
batang berselang-seling (folia disticha)
dan pertulangan daun menyirip (penninervis).
Warna daun hijau bila terkena cahaya. Tipe buah polong (legumen)
yang berwarna merah bila telah masak dan berisi satu biji. Bunganya soliter
dengan kelopak putih berjumlah 5 dan terletak pada ketiak daun (axillaris).
b. Klasifikasi
Adapun
klasifikasi dari tumbuhan Erythroxylum sp. yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Malpighiales
Famili : Erythroxylonaceae
Genus : Erythroxylum
Spesies : Erythroxylum sp.
c.
Ekologi
Erythroxylum
sp. toleran terhadap kelembaban tinggi atau
suhu tinggi dan berbagai tanah. Hidup
pada daerah dengan ketinggian 720 m dari permukaan laut, tepatnya pada
ekosistem hutan pantai yang tidak terpengaruh iklim dengan tipe tanah
kering (tanah pasir, berbatu karang dan lempung).
d.
Nilai ekonomi
Daunnya
mengandung meteloidine 0,8%, sebuah alkaloid yang mirip dengan struktur kokain
dan tropanes lainnya, tetapi tidak memiliki bioaktivitas berbeda kokain ehingga
dapat dijadikan sebagai obat penenang. Batang Erythroxylum
sp. dapat dijadikan
kayu bakar dan arang.
4. Sterculia sp.
a. Morfologi
Habitus
pohon dengan tinggi 8 – 10 m. Batang teres atau bulat tegak. Bangun daun lanset (lanceolatus) atau jorong (ovalis),
apeks daun meruncing (acuminatus) dan
basis daun tumpul (obtusus). Tipe
daun majemuk (folium compositum), tata
letak daun pada batang berselang-seling (folia
disticha) dan pertulangan daun menyirip (penninervis). Warna daun hijau bila terkena cahaya. Tipe buah agregat dengan 4
atau lebih kapsul yang akan pecah bila masak, warna buah hijau bila masih muda
dan ketika masak warna buah merah marun atau merah. Biji bulat telur berjumlah
3 sampai 4, dilapisi dengan kulit hitam dan tipis. Bunganya soliter
dengan mahkota berwarna kuning atau merah muda dan terletak pada ketiak daun (axillaris).
b. Klasifikasi
Adapun
klasifikasi dari tumbuhan Sterculia sp. yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiaceae
Genus : Sterculia
Spesies : Sterculia sp.
c.
Ekologi
Sterculia sp. hidup
pada daerah dengan ketinggian 720 m dari permukaan laut, tepatnya pada
ekosistem hutan pantai yang tidak terpengaruh iklim dengan tipe tanah
kering (tanah pasir, berbatu karang dan lempung).
d.
Nilai ekonomi
Serat yang diperoleh dari kulit
kayu Sterculia sp. dapat
dibuat menjadi tali atau pintal, batang Sterculia sp. dapat dijadikan kayu bakar dan arang. Buah Sterculia
sp. mengandung asam
(glukuronat dan asam galacturonic) dan konten dari gula netral (arabinosa,
rhamnose dan galaktosa) yang berfungsi sebagai utilitas sehingga dapat diolah
menjadi permen karet.
5. Famili
Myrtaceae
a. Morfologi
Habitus
pohon atau semak, jarang yang memanjat (liana)
atau epifit dengan kulit batang yang terkelupas. Daun tunggal, berhadapan atau
alternate jarang yang verticulate, memiliki kelenjar pellucid yang rapat,
biasanya dengan pertulangan daun di dalam, kadang-kadang triplinerved atau dengan 3 – 7 tulang paralel, sering seperti
kulit, tepi daun rata, stipule absen atau terudimeter. Inflorescensia racemosa atau bunga soliter. Bunga aktinomorf,
sepals 4 atau 5, persisten. Petal 4 – 5 (-12) biasanya bebas, kadang-kadang
sangat tidak seimbang dalam ukuran. Stamen banyak, kadang dalam bentuk ikatan,
anthera biasanya terbuka dengan slit, kadang-kadang berporus. Ovary inferior 2
– 5 bersel, stulus dan stigma 1. Ovula 2 hingga banyak dalam masing – masing
lokul.
b. Klasifikasi
Adapun
klasifikasi dari tumbuhan pada famili
Myrtaceae, yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
c.
Ekologi
Tumbuhan famili Myrtaceae memiliki habitat pada hutan rawa,
pada daerah aliran sungai, pada hutan kerangas dan hutan pegunungan. Juga hidup
pada daerah dengan ketinggian 720 m dari permukaan laut, tepatnya pada
ekosistem hutan pantai yang tidak terpengaruh iklim dengan tipe tanah
kering (tanah pasir, berbatu karang dan lempung).
d.
Nilai ekonomi
Tumbuhan famili Myrtaceae mengandung
minyak atsiri contohnya pada spesies Malaleuca
leucodendron. Batangnya dapat dijadikan kayu bakar dan arang. Bunga
Syzigium
aromaticum dapat dijadikan
cemilan seperti keripik karena berasa pedas mengandung minyak atsiri.
6. Famili
Leguminoceae
a. Morfologi
Berupa
pohon, semak, liana, herba yang memanjat, monoeceus, jarang yang dioceus,
kadangkala batang dan cabang berduri, daun tersusun majemuk spiral, jarang
berhadap-hadapan, tunggal, pinnate atau bipinnate. Daun penumpu biasanya ada,
anak daun berhadapan atau alternate, kadang-kadang tidak ada, perbungaan muncul
di ketiak daun atau pada ujung ranting. Braktea ada, bracteolus biasanya ada,
bunga biseksual atau uniseksual, berbentuk zigomorf atau aktinomorf. Calix
biasanya berjumlah 5, petal sering tidak sama. Stamen jumlahnya 10, kadangkala
lebih atau kurang, jarang hadir dalam bunga betina. Ovarium superior, sessil, 1
sel, kadangkala beberapa, stylus pendek atau panjang, stigma terminal. Buah
dalam bentuk polong, biasanya kering, biji satu atau banyak, kotiledon
berdaging berbentuk curve.
b. Klasifikasi
Adapun
klasifikasi dari tumbuhan pada famili Leguminoceae
yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Famili : Leguminoceae
c.
Ekologi
Tumbuhan famili Leguminoceae hidup pada daerah dengan
ketinggian 720 m dari permukaan laut, tepatnya pada ekosistem hutan pantai yang
tidak
terpengaruh iklim dengan tipe tanah kering (tanah pasir, berbatu karang dan
lempung).
d.
Nilai ekonomi
Tumbuhan
famili Leguminoceae Batangnya dapat dijadikan kayu bakar dan arang. Juga dapat dimanfaatkan sebagai obat misalnya pada Cassia. Juga dapat dikonsumsi sebagai
pakan ternak serta manusia. Misalnya Arachis hypogaea atau kacang
tanah mengandung bahan yang dapat membina ketahanan tubuh dalam mencegah
beberapa penyakit.
Kacang tanah mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan
Omega 9 yang merupakan lemak tak jenuh tunggal. Kacang tanah juga mengandung arginin yang
dapat merangsang tubuh untuk memproduksi nitrogen monoksida yang berfungsi untuk melawan
bakteri tuberkulosis.
6. Famili
Rubiaceae
a. Morfologi
Semak,
herba atau pohon, jarang yang climber
atau epifit. Daun tunggal, berhadap-hadapan atau kadang berkarang, tepi daun
rata, stipule biasanya terdapat. Inflorescensia
sangat variabel, termasuk panikel. Sepal 4 – 5 dasarnya berhubungan, biasanya
persisten pada buah. Corolla 4 – 5 (-10) bercagak, dengan panjang hingga
kadang-kadang tabung pendek. Tabung kebanyakan ada, stamen banyak. Stylus 1,
stigma 1, rata atau 2 bercagak, plasenta bervariasi, ovule 1, banyak perlokul.
Buah drupa, berry atau kapsul.
b. Klasifikasi
Adapun
klasifikasi dari tumbuhan pada famili
Rubiaceae, yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
c.
Ekologi
Tumbuhan famili Rubiaceae hidup pada daerah dengan ketinggian
720 m dari permukaan laut, tepatnya pada ekosistem hutan pantai yang tidak
terpengaruh iklim dengan tipe tanah kering (tanah pasir, berbatu karang dan
lempung).
d.
Nilai ekonomi
Tumbuhan famili Rubiaceae
Batangnya dapat dijadikan kayu bakar dan arang. Misalnya pada Morinda citrifolia atau mengkudu megandung zat nutrisi yang
dibutuhkan tubuh, seperti protein, vitamin, dan mineral penting, tersedia dalam
jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Mengandung Terpenoid zat ini membantu
dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel tubuh. Juga zat anti
bakteri yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat mematikan bakteri
penyebab infeksi, juga zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling
efektif melawan sel-sel abnormal.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktek lapang ini, yaitu :
- Vegetasi tumbuhan yang terdapat di kawasan Wisata Pusat Laut Donggala yang berhasil diidentifikasi yaitu terdapat 7 famili yang tumbuh pada daerah tersebut yang ditemukan pada daerah hutan pantai.
- Garuga floribunda dari famili Burseraceae dengan nama daerah kayu kambing, habitus pohon dengan tinggi 6 - 10 m. Tubernaemontana pandacaqui dari famili Apocynaceae dengan nama daerah kayu lana, Habitus semak dengan tinggi 2 - 5 m. Batang teres atau bulat tegak. Erythroxylum sp. dengan nama daerah kayu sembalawi dari famili Erythroxylonaceae, Habitus semak hingga pohon dengan tinggi 4,5 - 12 m. Sterculia sp. dengan famili Sterculiaceae, Habitus pohon dengan tinggi 8 – 10 m.
- Juga terdapat tumbuhan yang belum teridentifikasi yang berasal dari famili Mrytaceae, Leguminoceae dan Rubiaceae.
B. Saran
Diharapkan agar dalam praktek lapang selanjutnya,
tempat yang akan dijadikan untuk melakukan kegiatan praktek lapang
memiliki vegetasi yang lebih beraneka
ragam, sehingga praktikan dapat menemukan vegetasi tumbuhan baru yang belum
pernah disinggung pada saat praktek di laboratorium.
0 komentar:
Posting Komentar