BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tanah, air dan udara merupakan tempat atau sarang
mikroba. Untuk mengetahui serta menghitung jumlag sel mikroba yang terkandung
pada tempat-tempat tersebut tidaklah mudah. Terdapat tahapan serta teknik
tertentu untuk dapat mjenghitung jumlah mikroba yang terkandung dalam suatu
suspensi.
Dalam praktikum kali ini
dilakukan dua metode perhitungan, namun sebelum melakukan perhitungan dilakukan
pengenceran untuk memperkecil jumlah suspensi mikroba. Terdapat dua cara dalam
memperkecil jumlah suspensi mikroba, yaitu metode hitungan cawan (Technique Plate Count/TPC) dan metode
hitungan ”Most Probable Number”/MPN.
B. Tujuan
Adapun tujuan percobaan ini
adalah Untuk mengetahui uji kuantitatif pertumbuhan pada mikroba dan teknik pengenceran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metode MPN
muncul pada awal abad 20. Estimasi paling akurat dari tabel MPN di publikasikan
oleh Mc Crady pada tahun 1915 kemudian dasar statistik dari metode MPN
dikemukakan oleh Halvorson dan Ziegler (1933), Eisenhart dan Wilson (1943) dan
Cochan (1950). Pada tahun 1957 Woodward menyarankan tentang pengabaian hasil
positif (banyak tabung positif pada pengenceran tinggi dan sebaliknya) yang
dapat meningkatkan kesalahan laboratorium dalam tabel MPN. Kemudian De
Mann pada tahun 1983 mempublikasikan tentang metode perhitungan tingkat
kepercayaan (convidence interval) dalam tabel MPN (Gallup,
2008).
MPN adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang menggunakan data
dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam seri
tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair yang ditanam berdasarkan jumlah
sampel atau diencerkan menurut tingkat seri tabungnya sehingga dihasilkan
kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji dalam nilai MPN/satuan volume atau
massa sampel. Contoh : data yang didapat adalah : 3 tabung positif dari
pengenceran 1/10, 2 tabung positif dari pengenceran 1/100 dan 1 tabung positif
dari pengenceran 1/1000. Lalu dicocokkan dengan tabel, menghasilkan nilai : 150
MPN/g (Gallup,
2008).
Prinsip utama
metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu sehingga
didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai dan jika ditanam dalam
tabung menghasilkaan frekensi pertumbuhan tabung positif “kadang-kadang tetapi
tidak selalu”. Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah
pengenceran yang dilakukan) maka semakin “sering” tabung positif yang muncul.
Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan (semakin tinggi pengenceran yang
dilakukan) maka semakin “jarang” tabung positif yang muncul. Jumlah
sampel/pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan tabung positif
“kadang-kadang tetapi tidak selalu”. Semua tabung positif yang dihasilkan
sangat tergantung dengan probabilitas sel yang terambil oleh pipet saat
memasukkannya ke dalam media. Oleh karena itu homogenisasi sangat mempengaruhi
metode ini. Frekuensi positif (ya) atau negatif (tidak) ini menggambarkan
konsentrasi mikroorganisme pada sampel sebelum diencerkan (Gallup,
2008).
(Umbreit, 1960) menyatakan asumsi
yang diterapkan dalam metode MPN adalah :
- Bakteri terdistribusi sempurna dalam sampel
- Sel bakteri
terpisah-pisah secara individual, tidak dalam bentuk rantai atau kumpulan
(bakteri coliform termasuk E. coli terpisah sempurna tiap selnya dan
tidak membentuk rantai).
- Media yang dipilih telah sesuai untuk
pertumbuhan bakteri target dalam suhu dan waktu inkubasi tertentu sehingga
minimal satu sel hidup mampu menghasilkan tabung positif selama masa inkubasi
tersebut.
- Jumlah yang didapatkan menggambarkan bakteri yang hidup (viable)
saja. Sel yang terluka dan tidak mampu menghasilkan tabung positif tidak akan
terdeteksi.
Banyak tersedia metode untuk menganalisa jumlah mikroorganisme dalam
suatu sampel, diantaranya adalah plate count (spread plate, pour plate,
spiral plate), membrane filtration, MPN, menghitung langsung dengan Petroff
Hausser ataupun cara lainnya (misalnya aktivitas metabolik, turbidimetri, berat
kering dll.). Namun dalam ulasan ini lebih ditekankan pada metode yang
memerlukan penghitungan koloni pada cawan petri, seperti membrane
filtration, spread plate, pour plate dll (Umbreit, 1960).
Pemahaman tentang satuan dalam menghitung sel mikroba khususnya bakteri
adalah sangat penting. Pada hasil akhir penghitungan bakteri pada cawan
digunakan satuan CFU’s/volume atau berat. CFU’s
adalah singkatan dari Coloni Forming Unit’s yang artinya unit-unit / satuan
pembentuk koloni. Yang dimaksud satuan pembentuk koloni adalah sel tunggal atau
sekumpulan sel yang jika ditumbuhkan dalam cawan akan membentuk satu koloni
tunggal. Pada dasarnya sel tersebar homogen pada sampel, tetapi ada jenis
bakteri yang memang pembelahan selnya dapat terpisah baik sehingga tersebar
merata tiap sel dan ada pula bakteri yang setelah membelah sel anakan masih
menempel pada induknya, seperti halnya yang terjadi pada streptococcus,
diplococcus, sarcina dll. sehingga penyebarannya berkelompok-kelompok. Pada
jenis yang seperti ini jika tersebar merata dalam kelompok-kelompok sel maka
pertumbuhan menjadi koloni tunggal bukan berasal dari satu sel saja melainkan
dari beberapa sel (Nuryono,2006).
Plummer (1987)
menyatakan ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau
mengukur jumlah jasad renik di dalam suatu suspensi atau bahan, yang dapat
dibedakan atas beberapa kelompok yaitu:
A. Perhitungan
jumlah sel
1.
Hitungan mikroskopik
2.
Hitungan cawan
3.
MPN (Most Probable Number)
B. Perhitungan
massa sel secara langsung
1. Volumetrik
2. Gravimetrik
3. Kekeruhan
(turbidimetri)
C. Perhitungan
massa sel secara tidak langsung
1. Analisis
komponen sel
2. Analisis
produk katabolisme
3. Analisis
konsumsi nutrient
Prinsip dari metode
hitungan cawan adalah menumbuhkan sel mikroba yang masih hidup pada metode
agar, sehingga sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni
yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop (Gallup,
2008).
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu
dan Tempat
Adapun watu dan tempat pelaksanaan dari praktikum ini yaitu :
a. Hari/Tanggal : Kamis/08
Desember 2011
b. Pukul : 10.00
Wita s/d
selesai
c. Tempat :
Lab. Biodas Jurusan Biologi FMIPA UNTAD
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali
ini yaitu :
a. Alat
1. Jarum suntik 6. Hot
plate
2. Tabung durham 7. Bunsen
3. Tabung reaksi 8. Inkubator
4. Rak tabung
reaksi 9. Colony counter
5. Cawan Petri
b. Bahan
1.
Medium NA 5. Aluminium foil
2.
Medium LB 6. Kertas
3.
Sampel air A
4.
Sampel air B
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum kali ini yaitu :
-
Metode hitungan cawan
1. Memanaskan medium NA hingga mencair
diatas Hot plate
2. Memasukkan 1 ml sampel air kedalam
cawan petri yang telah steril
3. Menuangkan medium NA yang telah cair
kedalam cawan petri sambil melidah apikan mulut cawan petri dengan api bunsen
4. Untuk menghomogenkan sampel air dan
medium maka mengaduk larutan menyerupai angka delapan
5. Menutup cawan petri kemudian
memasukkan kedalam inkubator pada suhu 300 C selama 24 jam
6. Mengulangi prosedur kerja dari awal
dengan mengganti sampel air A dengan sampel air B
7. Menghitung jumlah mikroorganisme per
ml sampel (TPC)
-
- Metode hitungan “Most Probable Number”
(MPN)
1. Mengencerkan medium LB diatas Hot plate
2. Menyiapkan 9 tabung reaksi
3. Memasukkan tabung durham secara
terbalik kedalam tabung reaksi
4. Memasukkan 1 ml sampel air A kedalam
tabung reaksi
5. Untuk menghomogenkan sampel air dengan
medium maka larutan dikocok kemudian menutup mulut tabung reaksi dengan
almunium foil
6. Memasukkan tabung reaksi kedalam
inkubator pada suhu 300 C selama 24 jam
7. Mengulangi prosedur kerja dari awal
dengan mengganti sampel air A dengan sampel air B
8. Menghitung nilai MPN
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No
|
Sampel
air
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Sampel
air minum kantin A (Biru)
|
100 10-1 10-2
(+) (+)
(+)
100 10-1 10-2
(+) (+)
(-)
100 10-1 10-2
(+) (+)
(+)
|
-
Terdapat gelembung-gelembung disekitar tabung durham
-
Tabung durham kosong terangkat keatas serta
-
Larutan berubah warna kuning kemerah-merahan
-
Terdapat 8 tabung positif terdapat mikroba
|
No
|
Sampel
air
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Sampel
air minum kantin B (Hijau)
|
100 10-1 10-2
(+) (+)
(-)
100 10-1 10-2
(-) (+)
(-)
100 10-1 10-2
(+) (+)
(-)
|
- Terdapat gelembung-gelembung disekitar
tabung durham
- Tabung durham kosong terangkat keatas
- Larutan berubah warna kuning
kemerah-merahan,
- Terdapat 4 tabung positif terdapat mikroba
|
No
|
Sampel
|
Gambar
|
Keterangan
|
|
1.
2.
|
Sampel air minum kantin A (Biru)
Sampel air minum kan
|
|
C.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini
kami melakukan perhitungan untuk mengetahui jumlah sel (bakteri) dan massa sel
(golongan berfilamen). Alat yang kami gunakan untuk melakukan perhitungan yaitu
colony counter atau hemasitometer.
Sebelum melakukan
perhitungan dilakukan pengenceran untuk memperkecil jumlah suspensi mikroba.
Terdapat dua cara yang kami lakukan dalam memperkecil jumlah suspensi mikroba,
yaitu metode hitungan cawan (Technique
Plate Count/TPC) dan metode hitungan ”Most
Probable Number”/MPN.
Dalam metode hitungan
cawan (Technique Plate Count/TPC)
dilakukan pengenceran bertingkat untuk menentukan konsentrasi mikroba. Dalam percobaan kali ini digunakan 2 sampel air dari tempat yang berbeda-beda. Tempat
pengambilan sampel tersebut yaitu di kantin hijau (sampel A) dan kantin biru (sampel B) yang bertempat di
jurusan biologi FMIPA UNTAD. Dalam metode ini dilakukan 2 seri pengenceran
yaitu 10o dan 10-1. Medium NA yang telah diencerkan
dituang di cawan kemudian memasukkan 1 ml sampel air ke dalam cawan (metode
tuang di atas medium yang cocok). Kemudian diinkubasi selama 24 jam lalu
mengamati koloni yang tumbuh dan mengamati koloni.
Berdasarkan hasil
pengamatan setelah 24 jam pada metode hitungan cawan, diperoleh jumlah koloni
mikroba pada cawan petri sampel A yaitu 11 koloni dan cawan petri sampel B
yaitu 165 koloni. Sehingga diperoleh nilai TPC untuk sampel A yaitu
dan nilai TPC untuk sampel B yaitu
Dalam metode hitungan ”Most Probable Number”/MPN menggunakan medium cair dalam tabung reaksi,
perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu ditumbuhi
oleh mikroba setelah diinkubasi pada suhu tertentu. Pengamatan tabung positif
juga dapat dilihat dengan mengamati perubahan warna medium atau terbentuknya
gas dalam tabung durham untuk mikroba pembentuk gas. Dalam metode ini dilakukan
3 seri pengenceran yaitu 10o, 10-1 dan 10-2.
Medium LB yang telah diencerkan dituang di tabung reaksi kemudian
memasukkan 1 ml sampel air ke tabung reaksi. Setiap seri pengenceran memerlukan
3 tabung reaksi sehingga setiap sampel air diperlukan 9 tabung reaksi untuk 3
seri pengenceran. Kemudian diinkubasi selama 24 jam lalu mengamati pertumbuhan
mikroba.
Berdasarkan hasil
pengamatan setelah 24 jam, untuk sampel air A diperoleh jumlah tabung yang
positif dari 3 tabung pada 10o ada 3 yang positif, pada 10-1
ada 2 yang positif dan 10-2 ada 3. Kombinasi nilai akhir adalah
3-2-3 kemudian dicocokkan dengan tabel yang menunjukkan nilai MPN hasilnya
yaitu 2,90. Sehingga diperoleh nilai MPN untuk sampel air A yaitu
. Sedangkan untuk
sampel air B diperoleh jumlah tabung yang positif dari 3 tabung pada 10o
ada 2 yang positif, pada 10-1 ada 1 yang positif dan 10-2
ada 2. Kombinasi nilai akhir adalah 2-1-2 kemudian dicocokkan dengan tabel yang
menunjukkan nilai MPN hasilnya yaitu 0,27. Sehingga diperoleh nilai MPN untuk
sampel air A yaitu
.
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat
dijelaskan, bahwa mikroba yang terbentuk dalam tabung reaksi memerlukan oksigen
untuk hidup, sehingga mikroba tersebut tergolong kedalam bakteri aerob, dan
salah satu cara untuk mengenali adanya mikroba dapat dilihat dari terbentuknya
gas pada tabung, dan tabungnya bersifat positif.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari
praktikum kali ini yaitu :
1. Sebelum
melakukan perhitungan dilakukan pengenceran untuk memperkecil jumlah suspensi
mikroba. Terdapat dua cara dalam memperkecil jumlah suspensi mikroba, yaitu
metode hitungan cawan (Technique Plate
Count/TPC) dan metode hitungan ”Most
Probable Number”/MPN.
2.
Berdasarkan
hasil pengamatan setelah 24 jam pada metode hitungan cawan, diperoleh jumlah
koloni mikroba pada cawan petri sampel A yaitu 11 koloni dan cawan petri sampel
B yaitu 165 koloni. Sehingga diperoleh nilai TPC untuk sampel A yaitu
dan nilai TPC untuk sampel B yaitu
3. Berdasarkan hasil pengamatan setelah 24 jam, untuk
sampel air A diperoleh kombinasi nilai akhir adalah 3-2-3, sehingga diperoleh
nilai MPN untuk sampel air A yaitu
. Sedangkan untuk
sampel air B diperoleh kombinasi nilai akhir adalah 2-1-2, sehingga diperoleh
nilai MPN untuk sampel air A yaitu
.
B.
Saran
Sebaiknya
pada percobaan berikutnya, materi yang dipraktekkan dijelaskan secara rinci,
sehingga pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancar, dan praktikan praktikan
lebih mengerti dan paham dalam melakukan praktikum.
2 komentar:
Bagus bagat
Daftar pustakanya mana?
Posting Komentar