Sabtu, 24 Maret 2012

Perkembangan Embrio Ayam (Praktikum embrio II)


BAB III
METODOLOGI
A.      Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum kali ini yaitu :
Hari/Tanggal        :      Kamis/15 Maret 2012
Pukul                   :      13.00 WITA s/d selesai
Tempat                 :      Lab. Biodiversity Jurusan Biologi FMIPA UNTAD

Rabu, 14 Maret 2012

Perkecambahan (Praktikum mortum VII)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri salah satunya adalah Morfologi Tumbuhan. Morfologi tumbuhan hanya mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar saja dan morfologi tumbuhan atau lebih dikenal dengan Anatomi tumbuhan.
Menurut definisinya, morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tumbuhan saja tetapi juga bertugas menentukan apakah fungsi masing-masing bagian dari tumbuhan tersebut.
Akar, batang, daun, serta bagian-bagian tumbuhan lainnya merupakan bagian-bagian yang secara langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan itu sendiri selama masa pertumbuhannya. Oleh sebab itu, alat-alat tersebut sering kali dinamakan pula alat-alat pertumbuhan atau alat-alat vegetatif.
Setelah suatu tumbuhan mengalami pembuahan dan menghasilkan buah serta biji, berikutnya biji dari tumbuhan tersebut akan mengalami sebuah proses yang dikenal dengan perkecambahan. Perkecambahan tersebut akan menghasilkan kecambah (plantula), yang mana kecambah (plantula) tersebut merupakan tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji.

Buah & Biji (Praktikum mortum VI)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Morfologi tumbuhan adalah adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing-masing bagian dari bentuk dan susunan tumbuhan. Salah satu bagian tumbuhan yang dipelajari yaitu buah yang merupakan alat perkembangbiakkan (Organum Reproductivum) bagi tumbuhan.
Jika kita melihat buah berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada diantara tumbuhan yang buahnya terbentuk dari bakal buah yang umumnya tidak terbungkus disebut buah sejati atau buah sungguh. Tetapi ada pula yang buahnya seringkali tidak kelihatan (tertutup) karena itu dikatakan buah palsu atau buah semu.
Pada umumnya buah akan terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan pada bunga. Walaupun demikian terdapat kemungkinan buah terbentuk tanpa adanya penyerbukan dan pembuahan.
Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis buah, maka perlu mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis buah tumbuhan tidaklah mudah, seringkali terjadi kekeliruan. Untuk itu selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk menghindari terjadinya kesalahan

Bunga Tunggal & Bunga Majemuk (Praktikum mortum V)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing-masing bagian dari bentuk dan susunan tumbuhan. Salah satu bagian tumbuhan yang dipelajari yaitu bunga yang merupakan alat perkembangbiakan (Organum Reproductivum) bagi tumbuhan.
Jika kita melihat bunga berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada diantaranya memiliki bunga yang terpencar atau terpisah-pisah dan ada pula yang berkumpul membentuk suatu rangkaian yang dinamakan bunga majemuk.
Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya sifat-sifat yang menarik dari suatu bunga adalah bentuk bunga, warna bunga, bau bunga dan ada tidaknya madu atau zat lain.
Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis bunga, maka perlu mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis bunga tumbuhan tidaklah mudah, seringkali terjadi kekeliruan. Untuk itu selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk menghindari terjadinya kesalahan.

Daun Lengkap & Daun tidak Lengkap (Praktikum mortum I)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ilmu tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan begitu pesat, hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula merupakan hanya cabang-cabang ilmu tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-sendiri.
Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan hanya mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar saja dan morfologi tumbuhan atau lebih dikenal dengan anatomi tumbuhan.
Menurut definisinya, morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tumbuhan saja tetapi juga bertugas menentukan apakah fungsi masing-masing bagian dari tumbuhan tersebut.
Karenan banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya bentuk daun baik daun lengkap dan daun tidak lengkap, maka perlunya mempelajari bagaimana sajakah bentuk dan pembagiannya.

Daun Tunggal & Daun Majemuk (Praktikum mortum II)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Jika kita melihat daun berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada di antaranya yang hanya memiliki satu helaian saja pada tangkai daunnya yang disebut daun tunggal (folium simplex) dan ada pula tumbuhan yang tangkainya bercabang-cabang, dan pada setiap cabang tangkai terdapat helaian daun, sehingga pada satu tangkai memiliki helaian daun lebih dari satu yaitu daun majemuk (folium compositum).
Karena banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya bentuk daun, baik daun tunggal maupun daun majemuk, maka perlunya mempelajari bagaimana sajakah bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis daun tunggal dan daun majemuk tidaklah mudah, seringkali terjadi kekeliruan terutama dalam penentuan jenis daun majemuk. Untuk itu selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk menghindari terjadinya kesalahan.

Morfologi Batang (Praktikum mortum III)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Morfologi tumbuhan adalah adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing-masing bagian dari bentuk dan susunan tumbuhan.
Jika kita melihat batang berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada diantaranya yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang karena semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain yang disebut roset (rosula).
Pada umumnya batang berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain. Batang terdiri dari ruas-ruas yang pada tiap perbatasan ruas inilah terdapat daun. Arah tumbuh batang biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop). Batang selalu bertambah panjang di ujungnya, mengadakan percabangan dan umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek.
Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis batang, maka perlu mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis batang tumbuhan tidaklah mudah, seringkali terjadi kekeliruan. Untuk itu selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk menghindari terjadinya kesalahan.

John Titor si "Timetravel"

Seseorang yang mengaku dari tahun 2036 datang ke tahun 2000 untuk memposting di forum internet, mengaku sebagai prajurit amerika di tahun 2036 mengemban misi ke tahun 1975 untuk mengambil komputer portable pertama di dunia yaitu IBM 5100, dan mampir di tahun 2000-2001 untuk melihat keluarganya.
adapun pro dan kontra terhadap orang ini di forum menjadi topik hangat saat itu, karena dia dapat membuktikan hal-hal yang akan terjadi di masa dpn, dia juga mengupload foto mesin waktu nya, cara kerjanya, dan juga menyebarkan formula ilmiah mesin waktu tersebut di forum.
Beberapa orang di forum mulai memberondong John Titor dgn beragam pertanyaan, kesimpulan yang di dapat bahwa JOhn Titor adalah orang yg cerdas dan mempunya ilmu pengetahuan science yg mendalam, meski JOhn mengaku spesialisasi di History bukan di bidang komputer maupun science.

Minggu, 11 Maret 2012

Sistem Reproduksi Jantan & Betina (Praktikum histo III)

BAB I
 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem organ, salah satunya adalah sistem reproduksi. Sistem reproduksi mempunyai arti penting bagi makhluk hidup untuk meneruskan spesiesnya. Sistem reproduksi yang dibahas pada praktikum kali ini adalah sistem reproduksi pada manusia yang meliputi jantan dan betina.
Praktikum kali ini menggunakan preparat yang menampilkan bagian-bagian dari sistem reproduksi jantan dan betina. Sistem reproduksi jantan terdiri atas sepasang testis, saluran testis, skrotum, sekumpulan duktus, kelenjar pelengkap yang berhubungan dengan saluran penis. Fungsi utama dari alat reproduksi jantan adalah menghasilkan sel kelamin jantan atau sel sperma yang mampu membuahi sel kelamin betina. Sistem reproduksi betina terdiri atas ovarium, tuba fallopi, uterus, serviks, vagina, serta bagian-bagian pelengkapnya yang mendukung terbentuknya generasi baru dari spesies tersebut. Fungsi utama dari alat reproduksi betina adalah menghasilkan sel telur atau sel ovum.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu :
1.    Mempelajari struktur yang menyusun sistem reproduksi jantan dan betina


Jaringan Otot (Praktikum histo II)

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama. Otot menyebabkan suatu organisme maupun menggerakkan organ dalam organisme tersebut. Di dalam otot terdapat protein kontraktil yang membuat otot dapat berkontraksi. Jaringan otot bertanggungjawab untuk pergerakan tubuh.
Jaringan otot menyusun 40 % hingga 50 % berat total tubuh manusia dan tersusun atas serabut-serabut otot. Jaringan otot sebagian besar terdiri atas sel-sel yang berbentuk serabut-serabut dengan ukuran panjang bervariasi dan dapat dikatakan tidak mengandung matriks. Sel-sel tersusun dalam berkas-berkas yang dibungkus jaringan pengikat. Jaringan otot mempunyai daya kerut yang cukup tinggi, panjangnya dapat menyusut sampai separuh atau sepertiga panjang normal. Jaringan otot pada dasarnya juga mengandung jaringan ikat yang biasanya menyelubungi otot. Jaringan otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu jaringan otot lurik, otot polos dan otot jantung.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu :
1.   Mempelajari ciri-ciri jaringan otot
2.   Membandingkan struktur histologis jaringan otot rangka, otot jantung dan otot polos


Struktur & Substansi Ekstraseluler sel (Tugas)



1).   Uraikan dan tafsirkan
a.  struktur sel
b.  substansi ekstraseluler sel
Jawab :
            a.     Ada dua tipe sel yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Struktur
Prokariotik
Eukariotik
Macam Organisme
Bakteri dan
Sianobakteria (Algae hijau-biru)
Algae umumnya,
Fungi, Protozoa,
Plantae, animalia
Ukuran sel
<1-2 x 1-4   (mikron)
> 5   (mikron)
Struktur genetik:
- Membran inti
- Jumlah kromosom
- Mitosis
- DNA inti
- DNA organel
- % G+C DNA

Tidak ada
1 (siklis)
tidak ada
tidak terikat histon
tidak ada
28-73

ada
> 1
ada
terikat histon
ada
+ 40
Struktur dalam sitoplasma:
- Mitokondria
- Kloroplas
- Ribosom plasma
- Ribosom organel
- Retikulum
  endoplasmik
- Aparat golgi
- Fagositosis
- Pinositosis

Tidak ada
Tidak ada
70 S*)
tidak ada
tidak ada

tidak ada
tidak ada
tidak ada

Ada
Ada / tidak ada
80 S*)
ada (70 S*))
ada

ada
ada / tidak ada
ada / tidak ada

Jaringan Epitel & Jaringan Ikat (Praktikum histo I)

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh manusia terdiri atas banyak sel. Sel ini berkumpul menjadi satu kesatuan sehingga membentuk suatu jaringan yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan penyusun organ-organ tubuh hewan dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu jaringan epitel, jaringan otot, jaringan ikat dan jaringan saraf.
Jaringan epitel merupakan jaringan yang terdapat hampir diseluruh tubuh hewan. Jaringan epitel sangat penting karena termasuk jaringan penutup yang menutupi tubuh bagian luar dan tubuh bagian dalam. Jaringan epitel diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, yaitu berdasarkan asal, bentuk sel dan susunan sel.
Jaringan ikat berbeda dengan jaringan epitel, jaringan ikat mengandung matriks yang sangat banyak. Jaringan ikat dibedakan atas tiga macam jaringan yang masing-masing dapat dibagi lagi menjadi jaringan-jaringan yang lebih khas yaitu jaringan ikat sebenarnya, jaringan ikat rangka tulang rawan hialin dan jaringan ikat cair.

B. Tujuan

      Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu :
1.         Mempelajari ciri-ciri jaringan epitel dan jaringan ikat
2.         Mempelajari struktur histologis macam-macam jaringan epitel dan jaringan ikat

Jaringan Epithelium pada Hewan (Makalah)

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri atas banyak sel. Sel ini berkumpul menjadi satu kesatuan sehingga membentuk suatu jaringan yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan penyusun organ - organ tubuh hewan dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu jaringan epithelium, jaringan otot, jaringan ikat dan jaringan saraf. Dalam makalah ini hanya akan dibahas tentang jaringan epithelium. Jaringan epithelium sangat penting dalam tubuh, karena jaringan epithelium termasuk jaringan penutup yang menutupi tubuh bagian luar dan tubuh bagian dalam. Jaringan epithelium terdiri dari sel dengan batas yang jelas dan terletak rapat satu sama lain. oleh karena itu, jaringan epithelium dapat dikatakan sebagai jaringan yang seluler. Tidak ada pembuluh darah dalam jaringan epithelium, sehingga zat makanan diberikan ke jaringan secara difusi dari pembuluh darah kapiler yang terletak di jaringan di bawahnya.

B. Tujuan
           Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1.        Mengidentifikasi sifat umum dari jaringan epithelium.
2.        Mengidentifikasi fungsi dari jaringan epithelium.
3.        Mengidentifikasi klasifikasi dari jaringan ephitelium.
4.        Mengidentifikasi hubungan antar sel ephitelium.
5.        Mengidentifikasi spesialisasi permukaan ephitelium.

Analisis Kuantitatif Mikroba (Praktikum mikro VII)

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Tanah, air dan udara merupakan tempat atau sarang mikroba. Untuk mengetahui serta menghitung jumlag sel mikroba yang terkandung pada tempat-tempat tersebut tidaklah mudah. Terdapat tahapan serta teknik tertentu untuk dapat mjenghitung jumlah mikroba yang terkandung dalam suatu suspensi.
Dalam praktikum kali ini dilakukan dua metode perhitungan, namun sebelum melakukan perhitungan dilakukan pengenceran untuk memperkecil jumlah suspensi mikroba. Terdapat dua cara dalam memperkecil jumlah suspensi mikroba, yaitu metode hitungan cawan (Technique Plate Count/TPC) dan metode hitungan ”Most Probable Number”/MPN.

B.   Tujuan
Adapun tujuan percobaan ini adalah Untuk mengetahui uji kuantitatif pertumbuhan pada  mikroba dan teknik pengenceran.
                         

Pengamatan Morfologi Fungi (Praktikum mikro VI)



BAB I 
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Jamur (fungi) banyak kita temukan disekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembap. Beberapa ahli mikologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast).
Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval.
Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan pengamatan morfologi ini lebih penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat beberapa cara atau metode pengamatan yaitu dengan pembuatan slide cultur atau hanging drop. Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis.

B.  Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui morfologi fungi (kapang dan khamir) dengan metode pengamatan slide cultur.

Pembuatan Medium & Sterilisasi (Praktikum mikro III)


BAB I 
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Untuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini haruslah dimengerti jenis-jenis nutrient yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Alat-alat yang digunakan dalam perkembangbiakan inipun harus ditsterilisasikan terlebih dahulu. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada organisme lain yang tidak diinginkan tumbuh dalam media tersebut sehingga dapat menghambat pertumbuhan miikroorganisme yang akan dibiakkan dalam media tersebut.

B.  Tujuan

 Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu:
1.      Mengetahui cara membuat medium pertumbuhan mikroorganisme
2.      Mengetahui cara mensterilkan media

Teknik Sterilisasi Alat (Praktikum mikro II)


BAB I 
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnose mikrobiologis, sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang siap pakai maupun medianya. Suatu alat atau bahan dikatakan steril apabila alat atau bahan tersebut bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetative maupun spora. Oleh karena itu, bagi seorang pemula di bidang mikrobiologi sangat perlu mengenal teknik sterilisasi karena merupakan dasar-dasar kerja dalam laboratorium mikrobiologi.
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk kehidupan.

B.  Tujuan

 Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu:
1.      Untuk mengenal beberapa teknik sterilisasi
2.      Memperoleh alat yang steril


Tumbuhan Tingkat Tinggi (Laporan Praktikum Lapang)

BAB I 
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Taksonomi tumbuhan sebagai cabang ilmu botani merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang identifikasi (penamaan), klasifikasi (pengelompokan) suatu tumbuhan ke dalam takson atau taksa tertentu dan deskripsi dari tumbuhan tersebut berdasarkan nomenklatur botani atau kode Internasional tata nama tumbuhan yang berlaku secara universal.
Taksonomi tidak hanya mengenalkan suatu taksa dengan teori-teori yang ada, tetapi taksonomi mengenalkan suatu tingkatan taksa dengan aplikasi dilapangan dengan cara mengumpulkan jenis - jenis yang ada disuatu tempat dan mampu menentukan klasifikasi dari jenis yang didapatkan yang didahului dengan mengidentifikasi jenis tersebut disertai dengan referensi yang ada. Praktek lapang kali ini dilaksanakan di Pusat laut yaitu sebuah kawasan wisata pantai di Donggala.

B.  Tujuan 

         Adapun tujuan dari praktek lapang ini, yaitu:

  1. Sebagai aplikasi ilmu yang diajarkan pada saat perkuliahan di lapangan.
  2. Mengenal bagaimana cara mengkoleksi tumbuhan dilapangan secara langsung.
  3. Untuk mengetahui vegetasi tumbuhan apa saja yang terdapat di kawasan Wisata Pusat Laut   Donggala.