BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri atas banyak sel. Sel ini berkumpul
menjadi satu kesatuan sehingga membentuk suatu jaringan yang memiliki bentuk
dan fungsi yang sama. Jaringan penyusun organ-organ tubuh hewan dikelompokkan
menjadi 4 kelompok yaitu jaringan epitel, jaringan otot, jaringan ikat dan
jaringan saraf.
Jaringan epitel merupakan jaringan yang terdapat hampir
diseluruh tubuh hewan. Jaringan epitel sangat penting karena termasuk jaringan
penutup yang menutupi tubuh bagian luar dan tubuh bagian dalam. Jaringan epitel
diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, yaitu berdasarkan asal, bentuk sel
dan susunan sel.
Jaringan ikat berbeda dengan jaringan epitel, jaringan
ikat mengandung matriks yang sangat banyak. Jaringan ikat
dibedakan atas tiga macam jaringan yang masing-masing dapat dibagi lagi menjadi
jaringan-jaringan yang lebih khas
yaitu jaringan ikat
sebenarnya, jaringan ikat rangka tulang rawan hialin dan jaringan ikat cair.
B. Tujuan
Adapun tujuan
dari praktikum kali ini yaitu :
1.
Mempelajari ciri-ciri jaringan epitel dan jaringan ikat
2.
Mempelajari struktur histologis macam-macam jaringan
epitel dan jaringan ikat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel-sel
penyusun jaringan tubuh pada hewan lebih banyak dan kompleks. Jaringan adalah
kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan dan cara perkembangan serupa. Jaringan pada
hewan dibagi menjadi 4 jaringan utama, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat
atau penyambung, jaringan otot dan jaringan syaraf (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan epitel
adalah jaringan yang melapisi suatu rongga atau suatu permukaan bebas.
Sel-selnya tersusun rapat satu sama lain sehingga tidak terdapat ruang. Ruang
antar sel yang biasanya berisi substansi interselular atau juga bisa disebut
matriks. Dipandang dari banyaknya lapisan sel yang menyusunnya, epitel
dibedakan atas epitel selapis dan epitel berlapis. Epitelium kulit melindungi
jaringan di bawahnya terhadap kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi ultraviolet
dan serangan bakteri (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan
pipih. Jaringan ini membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel
menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi ini mencerminkan
kenyataan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan
rongga atau ruang. Epitelium juga berfungsi dalam mengangkut bahan-bahan dari
jaringan dan ke rongga yang dipisahkannya. Epitel kolumner pada saluran
pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam intestinum dan juga menyerap produk akhir pencernaan makanan daripadanya. Semua
kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi dengan epitelium. Epitelium juga
melapisi tabung air dan dan rongga paru-paru (Kimball, 1992).
Jaringan ikat
sering disebut jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat
ini tidak berhimpit rapat, tetapi berpencar-pencar dan jika berhubungan, hanya
pada ujung-ujung protoplasmanya. Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki
komponen interseluler yang disebut matriks. Bentuk sel-sel jaringan ikat ini
tidak teratur, sitoplasma bergranula dan inti selnya menggelembung. Ada beberapa jenis sel-sel jaringan ikat yaitu, fibroblas,
makrofag, sel tiang, sel lemak dan berbagai jenis sel darah putih. Jaringan
ikat dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu jaringan ikat longgar dan jaringan
ikat padat (Albert, 1994).
Jaringan
pengikat berbeda dengan jaringan epitel, jaringan pengikat mengandung matriks
yang sangat banyak. Jaringan pengikat berfungsi: untuk mengikat satu alat
dengan alat lain, untuk membungkus alat-alat, untuk mengganti jaringan yang
rusak (luka), untuk menetralkan racun dan untuk membentuk kerangka penyokong.
Atas dasar struktur dan fungsinya, jaringan pengikat dibedakan atas tiga macam
jaringan yang masing-masing dapat dibagi lagi menjadi jaringan-jaringan yang
lebih khas: jaringan pengikat sebenarnya, jaringan pengikat rangka tulang rawan
hialin, jaringan pengikat cair (Storer, 1957).
Jaringan ikat berkembang dari mesenkim. Mesenkim berasal
dari mesoderm, yaitu lapisan tengah embrio. Jaringan ikat ini sering disebut
juga jaringan penyokong dan penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat ini tidak
berhimpitan rapat, tetapi berpencar-pencar dan jika berhubungan hanya pada
ujung-ujung protoplasmanya. Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi
mengikat antar bagian tubuh. Jaringan ini yang mengikat berbagai jaringan
menjadi organ dan mengikat berbagai organ menjadi system organ. Jaringan ikat
ini juga berfungsi melindungi jaringan dan organ, serta berfungsi sebagai
penghubung bagian tubuh yang satu dengan yang lain (Anonimous, 2008).
Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen
interseluler yang disebut matriks. Matriks disekresikan oleh sel-sel jaringan
ikat. Dengan demikian secara garis besar, jaringan ikat terdiri atas sel-sel
jaringan ikat dan matriks. Bentuk sel-sel jaringan ikat tidak teratur,
sitoplasma bergranula dan inti selnya menggelembung. Apabila sel ini menyusun
tulang rawan, maka sel ini disebut kondrosit, jika menyusun tulang disebut
osteosit, dan jika menyusun jaringan konektif yang longgar maka disebut
fibroblas (Anonimous, 2009).
Menurut Anonimous (2009), matriks tersusun dari serat-serat
dan bahan dasar.
a)
Serat
Berdasarkan bentuk dan reaksi
kimianya serat pada matriks dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu serat
kolagen, elastis, dan retikuler.
1.
Serat
kolagen
Serat kolagen berwarna putih dan
bentuknya berupa berkas yang beraneka ragam. Sifat serat kolagen adalah mempunyai daya regang yang sangat tinggi dengan
elastisitas yang rendah. Kolagen terdapat pada tendon.
2.
Serat
elastin
Serat elastin berwarna kuning dan
lebih tipis daripada kolagen. Sifat serat elastin adalah mempunyai elastisitas
tinggi. Bentuk serat ini seperti bangunan
yang bercabang-cabang dan tebal, tersusun dari protein dan mukopolisakarida.
Semakin bertambah usia seseorang. Daya elatisitas serat elastin akan semakin
menurun. Serat elastin antara lain terdapat dalam pembuluh darah dan ligamen.
3.
Serat
retikuler
Serat retikuler hampir sama dengan
serat kolagen, akan tetapi ukurannya
lebih kecil. Serat ini berperan penting dalam menghubungkan jaringan ikat dan
jaringan lain. Khususnya di membran antara jaringan epithelium dan jaringan
ikat.
Tulang rawan merupakan spesialisasi dari jaringan ikat
berserat tebal dengan matriks elastis. Matriks tulang rawan merupakan campuran
protein dengan polisakarida yang disebut kondrin. Oleh karena itu, sel tulang
rawan disebut kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh kondroblas. Kondrosit terletak
dalam lakuna yang terdapat dalam perikondrion. Pada manusia tulang rawan
terdapat di hidung, telinga, laring, trakea, antar ruas tulang belakang,
permukaan hubungan tulang dan ujung tulang rusuk. Sifat tulang rawan kuat dan
lentur karena perpaduan antara serat kolagen dan kondrin (Anonimous, 2009).
Menurut Anonimous (2009), ada tiga jenis tulang rawan yaitu
hialin, elastic, dan fibrosa.
a)
Tulang
rawan hialin
Tulang rawan hialin merupakan bentuk
tulang rawan yang terbanyak dibandingkan dengan bentuk lainnya. Matriksnya
memiliki serat kolagen yang tersebar dalam bentuk anyaman halus dan rapat.
Tulang rawan hialin terdapat pada saluran pernafasan, dan ujung tulang rusuk.
Tulang rawan hialin bening seperti kaca.
b)
Tulang
rawan elastic
Susunan perikondrium, matriks, sel
dan lakuna tulang rawan elastik sama dengan tulang rawan hialin. Akan tetapi,
serat kolagen tulang rawan elastic tidak tersebar dan nyata seperti pada tulang
hialin. Bentuk serat-serat elastic bergelombang.
Tulang rawan elastic terdapat pada epiglotis dan bagian luar telinga.
c)
Tulang
rawan fibrosa (fibrokartilago)
Matriks tulang rawan fibrosa
mengandung serabut kolagen kasar dan tidak teratur, terletak diperlekatan
ligamen, sambungan tulang belakang, simfisis pubis. Sifat khas dari tulang
rawan fibrosa adalah lakuna-lakunanya bulat telur dan berisi sel-sel (kondrosit).
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini yaitu :
Hari/Tanggal : Kamis/01
Maret 2012
Pukul : 13.00 WITA
s/d
selesai
Tempat : Lab. Biodiversity Jurusan Biologi FMIPA UNTAD
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali
ini yaitu :
a.
Alat
1. Mikroskop
b. Bahan
1.
Jaringan
epitel silindris
2.
Jaringan
epitel squamosum
3.
Jaringan ikat kartilago
hialin
C.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum kali ini yaitu :
1.
Menyediakan
preparat yang akan diamati
2.
Mengamati
preparat di bawah mikroskop
3.
Mengenali
setiap bagian preparat
4.
Menggambar
hasil pengamatan pada buku gambar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Jaringan epitel silindris
1. Mikrovili
2. Sel goblet
3. Lamina propria
4. Lumen
Perbesaran
: 40 × 10
|
|
2.
|
Jaringan
hyalin cartilago
1. Serat kolagen
2. Benang fibrin
3. Lakuna
4. Lakuli
5. Canal havers
Perbesaran
: 40 × 10
|
|
3.
|
Jaringan
epitel squamosum
1. Vili
2. Lamina basalis
3. Nukleus
4. Squamosum
Perbesaran
: 40 × 10
|
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu pengamatan terhadap jaringan epitel dan jaringan ikat untuk mengetahui struktur histologis dari jaringan tersebut. Pengamatan struktur histologis pada jaringan epitel dengan menggunakan jaringan epitel silindris dan jaringan epitel squamosum. Sedangkan pengamatan struktur histologis pada jaringan ikat dengan menggunakan jaringan ikat kartilago hialin.
Hasil pengamatan struktur histologis
jaringan epitel silindris yaitu terdapat mikrovili yang mengakibatkan ukuran
tingginya melebihi ukuran lebarnya dengan letak inti sel dipinggir. Hal
tersebut telah sesuai dengan literatur, yaitu
jaringan epitel silindris mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran
lebarnya. Dari permukaan epitel, bentuk selnya poligonal. Biasanya inti yang
berbentuk oval agak ke basal (Anonimous, 2011). Juga terdapat sel goblet, lumen
dan lamina propria. Sel goblet yaitu sel epitel kelenjar yang ditemukan
terutama di lapisan pencernaan dan saluran pernapasan yang tujuan utamanya
adalah sekresi lendir. Sel goblet letaknya di dasar, di mana inti sel
ditemukan. Lamina propria adalah lapisan tipis dari jaringan ikat longgar yang terletak
di bawah epitel dan bersama-sama
dengan epitel disebut mukosa. Lumen
merupakan ruangan yang terletak diantara sel. Jaringan epitel silindris dapat
ditemukan pada intestinum.
Jaringan
ikat kartilago hialin merupakan jenis jaringan tulang rawan yang pada anak
berasal dari jaringan ikat embrional (mesenkim), sedangkan pada orang dewasa dibentuk
oleh selaput rawan atau fibrosa tipis yang dinamakan perikondrium. Hasil
pengamatan struktur histologis jaringan ikat kartilago hialin yaitu terdapat serat
kolagen, benang fibrin, lakuna, lakuli dan canal havers. Dari hasil pengamatan,
nampak serat kolagen berwarna putih dan benang fibrin berwarna merah muda. Hal
tersebut telah sesuai dengan literatur yang menyatakan serat kolagen berwarna
putih dan bentuknya berupa berkas yang beraneka ragam. Sifat serat kolagen adalah
mempunyai daya regang yang sangat tinggi dengan elastisitas yang rendah
(Anonimous, 2009). Fungsi utama serat kolagen adalah menambah kekuatan pada
jaringan ikat. Canal havers berwarna hitam terlihat seperti inti sel dan
dikelilingi oleh lakuna pada bagian dalam serta lakuli pada bagian luar. Canal havers adalah tabung yang berada disekitar
saluran sempit yang dibentuk oleh lamela. Canal havers merupakan daerah tulang
yang disebut tulang kompak. Canal havers
mengelilingi pembuluh darah dan sel-sel saraf di seluruh tulang dan
berkomunikasi dengan osteosit (ruang dalam
matriks tulang padat yang mengandung sel-sel tulang yang hidup) melalui lakuna dan lakuli.
Canal havers berfungsi mengatur deposit dan penyimpanan garam yang akan
diberikan ke jaringan tulang. Jaringan
epitel squamosum memiliki bentuk menyerupai sisik ikan dengan inti yang
menebal. Hasil pengamatan struktur histologis jaringan epitel squamosum yaitu
terdapat vili, lamina basalis, inti sel dan squamosum. Vili merupakan
penjuluran mukosa yang berbentuk jari, berfungsi memperluas permukaan
penyerapan agar lebih efisien. Lamina basalis merupakan lapisan yang melekatkan
jaringan epitel dengan jaringan ikat dibawahnya. Lamina basalis berfungsi
sebagai tempat lewatnya nutrisi dan O2 yang berasal dari jaringan ikat dibawahnya
kemudian disebarkan ke seluruh jaringan epitel dengan cara difusi melalui
substansi interseluler. Fungsi lain dari lamina basalis adalah mengorientasi
lokasi dan pergerakkan sel epitel. Jaringan epitel squamosum dapat ditemukan
pada epidermis kulit.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
praktikum kali ini yaitu :
1. Jaringan
epitel adalah jaringan yang
melapisi suatu rongga atau suatu permukaan bebas, yang terdiri dari selapis sel, tidak memiliki pembuluh
darah (avascular) dan mempunyai lamina basalis.
2. Jaringan ikat adalah
jaringan yang berfungsi mengikat antar bagian tubuh. Ciri
khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut matriks.
3. Struktur histologis pada jaringan epitel silindris
terdapat mikrovili, sel goblet, lamina propria dan lumen.
4. Struktur histologis jaringan ikat kartilago
hialin yaitu terdapat serat kolagen, benang fibrin, lakuna, lakuli dan canal
havers.
5. Struktur histologis jaringan epitel squamosum
yaitu terdapat vili, lamina basalis, inti sel dan squamosum
B. Saran
Disarankan dalam praktikum
selanjutnya jumlah preparat yang disediakan lebih banyak, sehingga setiap
kelompok dapat mengamati secara langsung, tidak perlu dilakukan penukaran data
dan hasil yang diperoleh lebih maksimal.
LAMPIRAN
1) Jelaskan mengapa jaringan yang paling sesuai untuk
menutupi permukaan tubuh adalah jaringan epitel, bukan jaringan lain!
Jawab : Karena sel-sel epitel dalam
keadaan hidup dapat berubah bentuknya untuk mengikuti perubahan permukaan yang
ditutupinya. Kalau permukaannya mengkerut, bentuk sel-sel epitelnya menjadi
lebih tinggi dan sebaliknya kalau permukaannya meluas, bentuk sel-sel akan
lebih rendah. Dan juga bentuk selnya yang hanya selapis mempermudah
pengeluaran zat-zat sisa oleh tubuh.
2) Jelaskan mengapa jaringan epitel yang paling sesuai untuk
melapisi rongga suatu saluran adalah jaringan epitel, bukan jaringan yang lain
!
Jawab : Karena jaringan epitel
terdiri dari kumpulan sel-sel yang sangat rapat susunannya sehingga membentuk
suatu lembaran, karena berbentuk suatu lembaran sehingga dapat
mempermudah transportasi atau lewatnya molekul-molekul dari saluran yang satu ke
saluran yang lain.
3) Jaringan epitel penutup tidak ditembus oleh pembuluh
darah. Jelaskan bagaimana caranya agar jaringan tersebut dapat memperoleh
nutrisi untuk kelangsungan hidup sel-selnya !
Jawab : Nutrisi
untuk sel-sel didapatkan dengan cara tidak langsung. Nutrisi dan O2
yang berasal dari kapiler pada jaringan pengikat di bawah epitel harus lebih
dulu menembus membrana basalis, selanjutnya nutrisi akan menyebar ke seluruh
bagian epitel dengan cara difusi melalui substasi interseluler.
0 komentar:
Posting Komentar