Rabu, 14 Maret 2012

undefined undefined

Morfologi Batang (Praktikum mortum III)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Morfologi tumbuhan adalah adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing-masing bagian dari bentuk dan susunan tumbuhan.
Jika kita melihat batang berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada diantaranya yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang karena semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain yang disebut roset (rosula).
Pada umumnya batang berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain. Batang terdiri dari ruas-ruas yang pada tiap perbatasan ruas inilah terdapat daun. Arah tumbuh batang biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop). Batang selalu bertambah panjang di ujungnya, mengadakan percabangan dan umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek.
Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis batang, maka perlu mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis batang tumbuhan tidaklah mudah, seringkali terjadi kekeliruan. Untuk itu selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk menghindari terjadinya kesalahan.


B. Tujuan

Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu mempelajari bermacam-macam bentuk akar dan modifikasi pada tumbuhan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Tumbuhan yang tidak berbatang dan jelas berbatang
Jika kita membandingkan beberapa jenis tumbuhan, ada yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang kelihatannya tidak berbatang. Oleh karena itu dapat dibedakan menjadi tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis) dan tumbuhan yang jelas berbatang. Di mana tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis) yaitu tumbuhan yang sesungguhnya berbatang, namun keliahatannya saja tidak ada karena batang sangat pendek dan daunnya seakan-akan keluar pada bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain disebut roset (rosula). Sedangkan tumbuhan yang jelas berbatang adalah tumbuhan yang batangnya jelas terlihat.

2. Languas galanga (Lengkuas)

a. Morfologi
Languas galanga yang biasanya disebut lengkuas dengan family zingiberaceae, memiliki batang yang termodifikasi menjadi akar dan tumbuh ke dalam tanah. Semua daun dari lengkuas seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain yang merupakan suatu roset akar (rosula), (Gembong, 1985).

b. Klasifikasi
Menurut Plantamor, 2011 susunan klasifikasi dari Languas galanga atau lengkuas yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Languas
Spesies : Languas galanga

c. Ekologi
Lengkuas tumbuh di tempat terbuka yang sedikit terlindung. Lengkuas menyukai tanah dengan keadaan yang lembab. Hidup pada daerah yang mempunyai curah hujan 2.250 – 4.750 mm pertahun. Lengkuas tumbuh subur di daerah dataran rendah 400 m sampai ketinggian 1.200 m dari permukaan laut dan menyukai tempat yang teduh dan terlindung dari angin, serta pada daerah yang beririgasi baik dan kaya bahan organik dengan pH 7 – 7,5. Di Indonesia lengkuas banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati atau di dalam semak belukar. Lengkuas berasal dari Asia tropika. Saat ini lengkuas tersebar luas di berbagai daerah di Asia tropis, antara lain Indonesia, Malaysia, Filipina, Cina, Hongkong dan India.

d. Nilai medis
Rimpang lengkuas digunakan untuk mengatasi gangguan lambung, gangguan ginjal, mengobati penyakit herpes dan anti tumor di bagian mulut dan lambung. Biji lengkuas digunakan untuk mengatasi kolik, diare, dan muntah-muntah. Daun lengkuas digunakan sebagai pembersih untuk ibu sehabis melahirkan. Tunas muda lengkuas dapat digunakan untuk mengobati infeksi ringan pada telinga. Batang lengkuas yang sangat muda dan tunas atau kuncup bunga lengkuas dapat dimakan sebagai lalap atau sayur setelah direbus atau dikukus terlebih dahulu.
Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1% minyak atsiri berwarna kuning kehijauan. Buah lengkuas mengandung asetoksichavikol asetat dan asetoksieugenol asetat. Biji lengkuas mengandung senyawa-senyawa yang bersifat sitotoksik dan antifungal.

e. Nilai komersial
Di negara Asia, rimpang lengkuas digunakan sebagai bumbu masak atau rempah pengganti kapulaga dengan harga Rp. 6.000,00/kg. Minyak lengkuas (Oleum galanga) sering ditambahkan sebagai aroma dalam pembuatan minuman keras dan bir. Oleum galanga atau minyak lengkuas juga bersifat insektisida.

3. Helianthus annuus (Bunga matahari)

a. Morfologi
Helianthus annuus atau bunga matahari dengan family asteraceae, memiliki sifat batang yang basah (herbaceus), bentuk batang yang bulat (teres), sifat permukaan batang berambut (pilosus), arah tumbuh batang menggangguk (nutans) dan percabangan batang monopodial, (Gembong, 1985).

b. Klasifikasi
Menurut Plantamor, 2011 susunan klasifikasi dari Helianthus annuus adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Helianthus
Spesies : Helianthus annuus

c. Ekologi
Bunga matahari ditanam terutama di daerah dingin hingga subtropik panas. Bunga matahari dapat tumbuh di daerah kering pada ketinggian sampai 1.500 m dari permukaan laut. Temperatur optimum untuk pertumbuhan bunga matahari adalah 23 - 27°C. Bunga matahari toleran terhadap rentang curah hujan tahunan yang luas dari 200 - 550 mm per tahun dengan kelembapan 60 – 75 %. Udara yang kering setelah terbentuknya biji sangat penting untuk membuat masak biji tumbuhan bunga matahari. Tanah yang cocok untuk bunga matahari yaitu dari tanah berpasir hingga tanah liar dengan drainase yang baik dan tidak asam atau asin, paling cocok pH berkisar dari 5,7 – 8,1.

d. Nilai medis
Biji bunga matahari mengandung minyak nabati dengan kadar kolesterol rendah, sehingga cocok dikonsumsi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi atau mengalami kelainan jantung. Daun bunga matahari mampu meredakan asma dan batuk rejan karena bronkitis. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah minyak bunga matahari, yang bisa mengatasi berbagai penyakit kronis termasuk penyakit jantung dan gangguan saraf. Minyak bunga matahari juga mengandung vitamin E yang berfungsi sebagai penangkal radikal bebas. Kandungan vitamin E berguna untuk perawatan kulit karena bisa melawan efek penuaan.

e. Nilai komersial
Biji bunga matahari dapat menghasilkan minyak goreng yang mempunyai kualitas baik karena mengandung konsentrasi asam lemak yang tinggi dan mempunyai warna muda yang menarik, mempunyai rasa enak dan setara kualitasnya dengan minyak zaitun. Karena itu minyak biji bunga matahari digunakan secara luas sebagai pengganti minyak sayur. Minyak bunga matahari juga digunakan sebagai minyak pengering pada cat dan vernis dan pada pabrik sabun. Harga minyak biji bunga matahari yaitu Rp. 50.000,00/250 cc, sedangakan tepung biji bunganya dihargai Rp. 10.000,00/100 gr. Produk utama bunga matahari adalah makanan kaya protein yang digunakan untuk pakan ternak.

3. Imperata cylindrica (Alang-alang)

a. Morfologi
Imperata cylindrica atau alang-alang dengan family Poaceae. Merupakan tumbuhan yang semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akar disebut roset akar (rosula). Memiliki batang yang termodifikasi menjadi akar dan tumbuh ke dalam tanah, (Gembong, 1985).

b. Klasifikasi
Menurut Plantamor, 2011 susunan klasifikasi dari Imperata cylindrica yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Imperata
Spesies : Imperata cylindrica

c. Ekologi
Imperata cylindrica sering ditemukan pada tempat-tempat yang memiliki curah hujan lebih dari 1000 mm pertahun dengan kelembapan 75 – 90 %. Tercatat tumbuhan alang-alang terdapat pada ketinggian 2700 m dari permukaan laut di Indonesia. Kondisi terbaik untuk pertumbuhan alang-alang dengan suhu rata-rata 26 ˚C. Diperkirakan, alang-alang menutupi sekitar 5000 juta hektar daratan. Alang-alang dijumpai pada kisaran habitat yang luas mencakup perbukitan pasir kering di lepas pantai dan gurun, juga rawa dan tepi sungai di lembah. Tumbuhan alang-alang menyukai tempat yang memperoleh banyak cahaya dan tidak dapat tumbuh bila mendapat naungan penuh. Meskipun tumbuh pada kisaran tipe tanah dan tingkat kesuburan yang luas, alang-alang tumbuh dengan baik pada tempat bertanah basah. pH tanah untuk menumbuhkan alang-alang berkisar antara 4,0 – 7,5.

d. Nilai medis
Hasil penelitian tentang alang-alang menyebutkan bahwa ada kandungan manitol, glukosa, sakharosa, malic acid, citric acid, coixol, arundoin, cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin, asam kersik, damar, dan logam alkali. Dengan kandungan-kandungan itu, alang-alang bersifat antipiretik (menurunkan panas), diuretik (meluruhkan kemih), hemostatik (menghentikan pendarahan) dan menghilangkan haus. Akar alang-alang berkhasiat sebagai obat untuk berbagai gangguan kesehatan, seperti batu ginjal, air kemih mengandung darah, prostat, keputihan, campak, radang hati, hepatitis, tekanan darah tinggi, urat saraf melemah, asma, radang paru-paru, jantung koroner, gangguan pencernaan dan diare.

e. Nilai komersial
Alang-alang biasa digunakan sebagai pakan ternak ruminansia. Secara tradisional, alang-alang juga dimanfaatkan penduduk pedesaan untuk membuat atap rumah dikarenakan keberadaannya yang mudah didapatkan serta tahan lama. Untuk atap dari daun alang-alang dijual dengan harga Rp. 5.000,00 dengan ukuran 1,2 m. Alang-alang juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kertas. Alang-alang bermanfaat dalam mengontrol erosi tanah atau sebagai pupuk hijau.

4. Cyperus sp (Rumput teki)
a. Morfologi
Cyperus sp atau rumput teki dengan family Cyperaceae merupakan tumbuhan yang memiliki sifat batang rumput (calmus), bentuk batang bersegi (angularis), sifat permukaan batang licin (laevis), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus) dan percabangan batang monopodial semu, (Gembong, 1985).

b. Klasifikasi
Menurut Plantamor, 2011 susunan klasifikasi dari Cyperus sp yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Cyperales
Family : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus sp

c. Ekologi
Cyperus sp tumbuh pada ketinggian dengan elevasi 0 - 1000 m dari permukaan laut. Rumput teki banyak tumbuh di daerah terbuka seperti tempat pembuangan, tepi jalan, yang merupakan gulma pertanian yang potensial. Rumput teki sering ditemukan pada tempat-tempat yang menerima curah hujan lebih dari 1000 mm pertahun dengan kelambapan 60 – 85 %. Kondisi terbaik untuk pertumbuhan rumput teki dengan suhu rata-rata 25 ˚C. Rumput teki menyukai tempat yang memperoleh banyak cahaya. Meskipun tumbuh pada kisaran tipe tanah dan tingkat kesuburan yang luas, rumput teki tumbuh dengan sehat pada tempat bertanah basah yang tinggi kesuburannya. pH tanah untuk menumbuhkan rumput teki berkisar antara 4,0 – 7,5.

d. Nilai medis
Kandungan kimia yang dimiliki oleh umbi rumput teki yaitu Minyak asiri, alkaloida, glikosida, flavonoid, gula, zat pati dan resin. Pada umumnya bagian umbi rumput teki yang telah dibersihkan dari serabut yang melekat digunakan sebagai bahan obat. Dalam keadaan segar, umbi rumput teki dihaluskan dan dibubuhkan ke dalam minuman sebagai obat busung air, kencing batu. Air rebusan umbi rumput teki umumnya digunakan sebagai pengatur haid, menyembuhkan keputihan, bersifat sebagai penenang, antispasmodik, melunakkan feses dan mempercepat pembekuan darah pada luka baru.

e. Nilai komersial
Tepung umbi dari rumput teki digunakaan sebagai bedak dingin dengan aroma khas yang mengusir serangga dan nyamuk, hingga sering dipakai sebagai bedak anti nyamuk. Umbi rumput teki yang telah direbus berasa manis, sering dipipihkan untuk dibuat emping, setelah digoreng dikenal dengan sebutan emping teki dengan harga Rp. 60.000,00/kg.

5. Bougainvillea spectabilis (Kembang kertas)
a. Morfologi
Bougainvillea spectabilis atau kembang kertas dengan family nyctaginaceae, memiliki sifat batang yang berkayu (lignosus), bentuk batang yang bulat (teres), sifat permukaan batang berduri (spinosus), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus) dan percabangan batang monopodial, (Gembong, 1985).

b. Klasifikasi
Menurut Plantamor, 2011 susunan klasifikasi dari Bougainvillea spectabilis yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Caryophyllales
Family : Nyctaginaceae
Genus : Bougainvillea
Spesies : Bougainvillea spectabilis

c. Ekologi
Kembang kertas toleran terhadap rentang curah hujan tahunan yang luas dari 400 - 3000 mm per tahun dengan kelembapan 70 – 85 %. Pertumbuhan terbaik kembang kertas bila rata-rata temperatur tahunan 19 - 27°C. Kembang kertas tumbuh pada ketinggian 400 – 1500 dari permukaan laut. Kembang kertas memerlukan intensitas cahaya tinggi. Tumbuhan kembang kertas tumbuh baik pada pasir berdrainase baik, tanah liat dengan pH 5 - 6.5. Tetapi juga tumbuh dengan baik pada lahan berpasir asam, tidak toleran terhadap air yang berlebih. Pada lahan yang memiliki humus subur dan lapisan tanah dibawahnya asam.

d. Nilai medis
Kembang kertas mempunyai rasa pahit, kelat dan hangat. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kembang kertas diantaranya betanidin, isobetanidin. Bungan kembang kertas dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit seperti bisul, biang keringat dan gatal-gatal, hepatitis, haid tidak teratur dan keputihan.

e. Nilai komersial
Kembang kertas banyak digunakan sebagai tumbuhan hias karena kegunaan tersebut dapat dimanfaatkan dan dengan nilai jual yang tinggi mencapai Rp.20.000,00 – Rp.30.000,00/pot. Namun di Indonesia kembang kertas bisa dikatakan sudah tidak memiliki nilai jual atau nilai komersial lagi karena makin mudahnya masyarakat mendapatkan kembang kertas.


BAB III
METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut :
- Hari/Tanggal : Sabtu, 09 April 2011
- Pukul : 13.00 Wita – 17.30 Wita
- Tempat : Laboratorium Biodeversity Jurusan Biologi
FMIPA UNTAD

B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Buku gambar
2. Alat tulis menulis
3. Akar Alpinia galanga
4. Akar Helianthus annuus
5. Akar Imperata cylindrica
6. Akar Cyperus rotundus
7. Akar Bougainvillea spectabilis
8. Akar Passiflora quadrangularis
9. Akar Allium cepa
10. Akar Solanum tuberosum
11. Akar Ipomoea aquatica
12. Akar Clitoria ternatea
13. Akar Cucurbita muscata
14. Akar Saccharum officinarum
15. Akar Carica papaya
16. Akar Psidium guajava
17. Akar Opuntia sp
18. Akar Piper bettle
19. Akar Vanilla planifolia

C. Prosedur kerja

Prosedur kerja dalam pelaksanaan praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Menulis nama spesies dan family tumbuhan tersebut
2. Mengambarkan dan memberi keterangan bagian-bagiannya
3. Menetukan sifat-sifat batang:
- Basah (Herbaceus)
- Berkayu (Lignosus)
- Rumput (Calmus)
- Mendong (Calamus)
4. Menentukan bentuk batang:
- Bulat (Teres)
- Bersegi (Angularis)
- Pipih
5. Menentukan sifat permukaan batang:
- Licin (Laevis)
- Berambut (Pilosus)
- Beralur (Sulcatus)
- Berusuk (Costatus)
- Bersayap (Alatus)
- Berduri (Spinosus)
- Memperlihatkan bekas-bekas daun dan daun penumpu
6. Menentukan arah tumbuh batang:
- Tegal lurus (Erectus)
- Menggantung (Dependens/Pendulus)
- Berbaring (Humifusus)
- Menjalar/merayap (Repens)
- Mengangguk (Nutans)
- Memanjat (Scandens)
- Membelit (Volubilis)
7. Percabangan batang:
- Monopodial
- Monopodial semu
- Simpodial
- Dikotom

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan
1. Alpinia galanga (Lengkuas)
Languas galanga atau biasa disebut dengan lengkuas merupakan tanaman yang tidak memiliki sifat batang, bentuk batang. Namun arah tumbuh batang kebawah, karena tumbuhan lengkuas merupakan tumbuhan yang tidak jelas berbatang yakni memiliki batang tetapi pada batang tersebut tidak terlihat karena memiliki daun yang tumbuh pada bagian atas akar. Rhizoma dari lengkuas merupakan modifikasi dari batang dan daun.
2. Helianthus annuus (Bunga matahari)
Helianthus annuus atau yang lebih dikenal dengan sebutan bunga matahari adalah salah satu tumbuhan yang memiliki sifat batang basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair. Bunga matahari memiliki bentuk batang yang bulat (teres) dan sifat permukaan batang yang berambut (pilosus). Arah tumbuh batang bunga matahari adalah mengangguk (nutans), yaitu batang tumbuh tegak lurus ke atas tetapi ujungnya selalu membengkok kembali ke bawah. Percabangan batang bunga matahari adalah monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya.

3. Imperata cylindrica (Ilalang)
Imperata cylindrica yang biasanya disebut alang-alang, memiliki batang yang termodifikasi menjadi akar dan tumbuh ke dalam tanah. Semua daun dari alang-alang seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain yang merupakan suatu roset akar (rosula)

4. Cyperus sp (Rumput teki)
Cyperus sp atau yang lebih dikenal dengan sebutan rumput teki adalah salah satu tumbuhan yang memiliki sifat batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga. Rumput teki memiliki bentuk batang yang bersegi bangun segitiga (triangularis) dan sifat permukaan batang yang licin (laevis). Arah tumbuh batang rumput teki adalah tegak lurus (erectus), yaitu batang tumbuh arahnya lurus ke atas. Percabangan batang rumput teki adalah monopodial semu, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, namun pertumbuhannya kalah cepat dibanding pertumbuhan cabang-cabangnya.


5. Bougainvillea spectabilis (Kembang merak)
Bougainvillea spectabilis atau yang lebih dikenal dengan sebutan kembang merak adalah salah satu tumbuhan yang memiliki sifat batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu yang mengandung zat lignin. Kembang merak memiliki bentuk batang yang bulat (teres) dan sifat permukaan batang yang berduri (spinosus). Arah tumbuh batang kembang merak adalah tegak lurus (erectus), yaitu batang tumbuh arahnya ke atas. Percabangan batang kembang merak yaitu monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, maka kami dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari sudut bentuk penampang melintangnya batang dapat dibedakan bermacam-macam bentuk batang yaitu :
a. Bulat (teres), misalnya batang Bougainvillea spectabilis (kembang kertas)
b. Bersegi (angularis), terbagi lagi menjadi dua yaitu:
- Bangun segitiga (triangularis), misalnya batang Cyperus rotundus (rumput teki)
- Segiempat (quadrangularis), misalnya batang Passiflora quadrangularis (markisah)
c. Pipih, terbagi lagi menjadi dua yaitu:
- Filokladia (phyllocladium), misalnya batang Muehlenbeckia patyclada (jakang)
- Kladodia (cladodium), misalnya Opuntia vulgaris (kaktus)

2. Sifat-sifat batang tumbuhan dapat dibedakan menjadi :
a. Batang basah (herbaceus), misalnya pada batang Helianthus annuus (bunga matahari)
b. Batang berkayu (lignosus), misalnya pada batang Bougainvillea spectabilis (kembang kertas)
c. Batang rumput (calmus), misalnya pada batang Oryza sativa (padi)
d. Batang mendong (calamus), misalnya pada batang Cyperus sp (rumput teki)

3. Sifat-sifat permukaan batang tumbuhan terbagi menjadi :
a. Licin (laevis), misalnya pada batang Piper bettle (sirih)
b. Berambut (pilosus), misalnya pada batang Cucurbita muscata (labu)
c. Beralur (sulcatus), misalnya pada batang Clitoria ternatea (kembang merak)
d. Berusuk (costatus), misalnya pada batang Coleus scutellarioides (iler)
e. Bersayap (alatus), misalnya pada batang Passiflora quadrangularis (markisa)
f. Berduri (spinosus), misalnya pada batang Opuntia sp (kaktus)
g. Memperlihatkan bekas-bekas daun dan daun penumpu, misalnya pada batang Carica papaya (pepaya)

4. Arah tumbuh batang dibedakan menjadi:
a. Tegak lurus (erectus), misalnya pada Solanum tuberosum (kentang)
b. Menggantung (dependens/pendulus), misalnya pada jenis anggrek (Orchidaceae)
c. Berbaring (humifusus), misalnya pada Citrullus vulgaris (semangka)
d. Menjalar atau merayap (repens), misalnya pada Cucurbita muscata (labu)
e. Mengangguk (nutans), misalnya pada Halianthus annuus (bunga matahari)
f. Memanjat (scandens), misalnya pada Piper bettle (sirih)
g. Membelit (volubilis), misalnya pada Clitoria ternatea (kembang telan)

5. Cara percabangan pada batang ada bermacam-macam, yaitu :
a. Monopodial, misalnya pada batang Helianthus annuus (bunga matahari)
b. Monopodial semu, misalnya pada batang Piper bettle (sirih)
c. Simpodial, misalnya pada batang Opuntia sp (kaktus)
d. Dikotom, misalnya pada batang Gleichena linearis (paku andam)

B. Saran
Praktikan berharap agar dalam praktikum selanjutnya dapat berlangsung dengan lebih tenang, sehingga praktikan dapat memanfaatkan waktu yang telah disediakan dengan seefisien mungkin. Serta praktikan berharap agar tidak hanya para praktikan yang mematuhi tata tertib pada saat di dalam laboratorium, namun para asisten juga sehingga praktikum dapat berjalan lebih tertib.

0 komentar:

Posting Komentar