Minggu, 11 Maret 2012

Jaringan Epithelium pada Hewan (Makalah)

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri atas banyak sel. Sel ini berkumpul menjadi satu kesatuan sehingga membentuk suatu jaringan yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan penyusun organ - organ tubuh hewan dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu jaringan epithelium, jaringan otot, jaringan ikat dan jaringan saraf. Dalam makalah ini hanya akan dibahas tentang jaringan epithelium. Jaringan epithelium sangat penting dalam tubuh, karena jaringan epithelium termasuk jaringan penutup yang menutupi tubuh bagian luar dan tubuh bagian dalam. Jaringan epithelium terdiri dari sel dengan batas yang jelas dan terletak rapat satu sama lain. oleh karena itu, jaringan epithelium dapat dikatakan sebagai jaringan yang seluler. Tidak ada pembuluh darah dalam jaringan epithelium, sehingga zat makanan diberikan ke jaringan secara difusi dari pembuluh darah kapiler yang terletak di jaringan di bawahnya.

B. Tujuan
           Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1.        Mengidentifikasi sifat umum dari jaringan epithelium.
2.        Mengidentifikasi fungsi dari jaringan epithelium.
3.        Mengidentifikasi klasifikasi dari jaringan ephitelium.
4.        Mengidentifikasi hubungan antar sel ephitelium.
5.        Mengidentifikasi spesialisasi permukaan ephitelium.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian jaringan epithelium
Jaringan epithelium berasal dari kata: Epi di atas; Thele bibir. Jaringan epithelium merupakan jaringan penutup yang menutupi tubuh atau  permukaan tubuh bagian luar dan bagian dalam yang berhubungan dengan udara.
Beberapa sifat umum dari jaringan epithelium yakni :
  1. Tersusun sangat rapat satu dengan lainnya
  2. Lapisan sel selalu    menghadap ke permukaan
  3. Jaringan epitheliumium terdiri dari 2 komponen : Lapisan sel dan lapisan bawah yaitu membran basal, tempat melekatnya lapisan sel
  4. Avascular (tanpa pembuluh darah)
  5. Regenerasi tinggi
B.  Fungsi jaringan epithelium
Berikut ini fungsi dari jaringan epithelium yaitu :
-    Absorpsi, sebagai alat penyerapan, ditemukan pada usus halus
-    Sekresi, sebagai alat penghasil zat atau cairan yang bermanfaat, ditemukan pada kelenjar buntu
-    Transport, sebagai alat pengangkutan, ditemukan pada pembuluh darah dan tubula ginjal
-    Ekskresi, sebagai alat pembuangan sisa metabolisame ditemukan pada kelenjar keringat
-    Proteksi, sebagai alat perlindungan, ditemukan pada kulit
-    Sensori, sebagai alat penerima rangsang, ditemukan pada alat indera 
-  Lubrikasi, sebagian besar saluran-saluran dalam tubuh permukaannya harus tetap basah, sehingga epithelium yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu, misalnya epithelium yang melapisi vagina.

C. Klasifikasi jaringan epithelium
       Sel-sel epithelium dalam keadaan hidup dapat berubah bentuknya untuk mengikuti perubahan permukaan yang ditutupinya. Kalau permukaannya mengkerut, bentuk sel-sel epitheliumnya menjadi lebih tinggi dan sebaliknya kalau permukaannya meluas, bentuk sel-sel akan lebih rendah.
       Jaringan epithelium diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis yaitu ;
1.    Berdasarkan susunan sel         :           a.   Epithelium selapis
                                                              b.   Epithelium berlapis
     2.    Berdasarkan struktur               :           a.   Epithelium pipih (squamous)
 b.   Ephitelium batang (columnar/silindris)
 c.   Epithelium kubus (cuboidal)
3.    Berdasarkan bentuk dan susunan sel  :
a.    Epithelium pipih selapis (Epithelium squamous simplex, simple squamous epithelium).
b.    Epithelium pipih berlapis (Epithelium squmosum complex, stratified squamos epithelium).
c.    Epithelium kubus selapis (Epithelium cuboideum simplex, simple cuboidal epithelium).
d.    Epithelium kubus berlapis (Epithelium cuboideum complex).
e.    Epithelium batang selapis (Epithelium cilindricum simplex, simple columnar epithelium).
f.     Epithelium batang berlapis (Epithelium cilindricum complex, stratified columnar epithelium).
g.    Epithelium batang berlapis banyak (Epithelium cilindricum pseudocomplex, epithelium silindris berlapis semu).
h.    Epithelium transisional (Transisional epithelium).

D. Jaringan epithelium berdasarkan bentuk dan susunan sel
a.     1. Epithelium pipih selapis (Epithelium squamous simplex, simple squamous epithelium).
Seluruh sel yang menyusun epithelium ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam satu lapisan. Batas-batas sel baru jelas apabila sediaan diwarnai dengan AgNO3. Epithelium jenis ini terdapat, misalnya pada: permukaan dalam membran tympani, lamina parietalis capsula bowmani, Rete testis, Pars descendens ansa henlei pada ginjal, mesotil yang membatasi rongga serosa, endotel yang membatasi permukaan sistem peredaran, duktus alveolaris dan alveoli paru-paru.
b.    2. Epithelium pipih berlapis (Epithelium squmosum complex, stratified squamos epithelium).
Epithelium ini lebih tebal dari epithelium selapis. Bentuk gepeng pada sel epithelium ini hanyalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan, sedangkan sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak paling basal berbentuk kuboid atau silindris melekat pada membrana basalis. Di atas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang makin mendekati permukaan makin memipih. Contohnya pada kulit, rongga mulut, vagina.
c.    3. Epithelium kubus selapis (Epithelium cuboideum simplex, simple cuboidal epithelium).
       Susunan epithelium ini terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang bulat ditengah, epithelium ini dapat dijumpai pada pleksus coroideus, diventriculus otak, folikel glandula thyreoidia, epithelium germanitivum, pada permukaan ovarium, epithelium pigmentosum retinae dan duktus ekskretorius beberapa kelenjar.
d.    4. Epithelium kubus berlapis (Epithelium cuboideum complex).
Merupakan epithelium berlapis yang terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid. Jenis epithelium ini tidak terlalu banyak di dalam tubuh yaitu pada ductus excretorius glandula parotis dan dinding anthrum folliculi ovarii.
e.     5. Epithelium batang selapis (Epithelium cilindricum simplex, simple columnar epithelium).
Epithelium jenis ini terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris sehingga inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Epithelium ini dapat ditemukan pada permukaan selaput lendir tractus digestivus dari lambung sampai anus, vesica fellea, dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tempat kadang-kadang pada permukaan selnya mengalami modifikasi yaitu dengan adanya silia, misalnya dapat dijumpai pada permukaan uterus dan bronchiolus.
f.     6. Epithelium batang berlapis (Epithelium cilindricum complex, stratified columnar epithelium).
Epithelium ini terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai membran basalis. Lapisan sel-sel di bawah sel silindris berbentuk lebih pendek bahkan bagian yang terbawah berbentuk kuboid. Jenis epithelium ini dapat ditemukan pada peralihan oropharing ke laring, fornix conjunctivae, urethra pars cavernosa dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tertentu permukaan sel dari lapisan teratas dilengkapi dengan silia, seperti pada facies nasalis palatum molle, laring dan oesophagus dari fetus.
g.   7. Epithelium batang berlapis banyak (Epithelium cilindricum pseudocomplex, epithelium silindris berlapis semu).
Pada jenis epithelium ini, semua sel-sel yang menyusunnya mencapai membrane basalis. Tinggi sel-sel penyusunnya tidak sama sehingga letak inti-inti selnya nampak bertingkat atau berlapis. Sel-sel yang berukuran pendek memiliki inti yang pendek dan berfungsi sebagai penyokong.
h.    8. Epithelium transisional (Transisional epithelium).
Epithelium ini merupakan bentuk peralihan tergantung dari keadaan ruangan organ yang dibatasi. Epithelium jenis ini cocok untuk melapisi permukaan suatu organ berongga yang selalu mengalami perubahan volume seperti kandung kemih dan juga saluran kemih mulai dari calyces renales sampai sebagian dari uretra.

E. Hubungan antar sel epthelium
       Sel-sel epithelium tersusun rapat dan memiliki adhesi antara satu sel dengan sel lainnya. Adhesi terjadi karena adanya struktur adhesif yang disebut kompleks hubungan (junctional complex) pada permukaan lateral.
       Junctional complex terdiri atas:
1.  Zonula Occludens atau tight junction
     Lokasi: zonula occludens seperti suatu pita pengaman yang mengelilingi permukaan apiko-lateral (bagian apical dan bagian lateral sel epithelium)
     Fungsi: penghambat atau barrier pelaluan molekul-molekul dari lumen suatu organ  ke bagian ekstraseluler.
     Zonula Occludens merupakan ikatan yang paling kuat dalam hubungan antar sel.
2.  Zonula Adherens atau intermediate junction
     Lokasi: tepat dibawah zonula occludens
     Fungsi: perekat antar sel
3.  Macula Adherens (desmosom) dan semi desmosom
     Fungsi: mengikat sel
4.  Neksus atau gap junction
     Fungsi: melalukan lebih cepat ion-ion dan mikro-molekul  antar sel epithelium yang bersebelahan.

F.  Struktur khusus pada permukaan basal sel epithelium
       Membrana basalis merupakan kondensasi bahan mukopolisakarida dan protein yang terdapat di bawah permukaan basal semua epithelium dengan ketebalan yang berbeda-beda. Membrana basalis yang paling tebal terdapat di bawah epithelium yang sering mengalami gesekan seperti epidermis kulit. Membrane basalis berfungsi sebagai penyokong dan bertindak sebagai filter yang semipermeabel dari bagian basal epithelium.
       Dengan menggunakan mikroskop electron, membrane basalis dapat dibedakan dalam
•      Lamina basalis
Ketebalannya antara 500 Å- 1000 Å yang merupakan anyaman padat filament halus.
•      Lamina reticularis
Terdapat dibawah lamina basalis yang merupakan anyaman serat-serat retikuler dalam substansi dasar. Terkadang ditemukan serat elastis diantaranya, misalnya pada membrane basalis epithelium trachea.
       Menurut beberapa peneliti, lamina basalis dibentuk oleh sel-sel epithelium, sedangkan lamina retikularis dibentuk oleh jaringan pengikat. Dari permukaan basal sel-sel epithelium terdapat tonjolan-tonjolan yang masuk ke dalam jaringan pengikat di bawahnya. Hal ini merupakan factor penguat perlekatan epithelium pada jaringan pengikat, terutama untuk epithelium gepeng berlapis dan epithelium transisisonal. Bangunan lain yang terdapat pada bagian basal adalah hemidesmosom yang berfungsi sebagai penguat perlekatan epithelium pada jaringan pengikat.

G. Spesialisasi permukaan epithelium
a )   Mikrovili, yaitu tonjolan nonmotil kecil yang melapisi semua sel absorptif.
Lokasi: intestinum tenue (usus halus), tubulus kontortus proksimal ginjal. Fungsi: absorpsi (penyerapan).
b)    Silia, yaitu struktur motil yang terdapat pada sel tertentu.
       Lokasi: tuba uteria, uterus, dan saluran konduksi system pernapasan
c)    Stereosilia, yaitu mikrovili nonmotil panjang, bercabang yang melapisi sel-sel.
       Lokasi: epididimis dan vas (duktus) deferens.
d)    Crusta
Bangunan ini merupakan pemadatan sitoplasma di dekat permukaan bebas sel epithelium misalnya pada epithelium transisional dengan maksud melindungi sel terhadap pengaruh kimiawi di luarnya.
e)    Cuticula                            
Struktur ini merupakan bahan yang disekresikan oleh sel epithelium yang kemudian diletakkan sebagai kerak di luar sel epithelium. Struktur khusus ini dapat ditemukan sebagai capsula lentis.


BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan yaitu :
  1. Jaringan epithelium merupakan jaringan penutup yang menutupi tubuh atau  permukaan tubuh bagian luar dan bagian dalam yang berhubungan dengan udara.
  2. Jaringan epithelium berfungsi sebagai absorpsi, sekresi, transport, ekskresi, proteksi, sensori dan lubrikasi.
  3. Jaringan epithelium diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis yaitu ;
Berdasarkan susunan sel         :           a.  Epithelium selapis
                                                                    b.  Epithelium berlapis
.      Berdasarkan struktur               :   a.   Epithelium pipih (squamous)
b.   Ephitelium batang (columnar/silindris)
c.   Epithelium kubus (cuboidal)
       Berdasarkan bentuk dan susunan sel  :
a.    Epithelium pipih selapis (Epithelium squamous simplex, simple squamous epithelium).
b.    Epithelium pipih berlapis (Epithelium squmosum complex, stratified squamos epithelium).
c.    Epithelium kubus selapis (Epithelium cuboideum simplex, simple cuboidal epithelium).
d.    Epithelium kubus berlapis (Epithelium cuboideum complex).
e.    Epithelium batang selapis (Epithelium cilindricum simplex, simple columnar epithelium).
f.    Epithelium batang berlapis (Epithelium cilindricum complex, stratified columnar epithelium).
g.    Epithelium batang berlapis banyak (Epithelium cilindricum pseudocomplex, epithelium silindris berlapis semu).
h.    Epithelium transisional (Transisional epithelium).

4.          4.   Spesialisasi permukaan epithelium terdiri dari mikrovili, silia, stereosilia, crusta dan cuticula.

B.  Saran
       Kami selaku kelompok satu berharap agar para pembaca memberikan kritik dan saran agar pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik.

3 komentar:

mkj mengatakan...

mksih ilmunya..
bagi pecinta biologi..
ad yg baru nih social network for Biolovers..
let's Join.. :)
www.biology.wall.fm

ryanxtz kurniawan mengatakan...

boleh minta sumbernya ?

Rosyid Asabri mengatakan...

keren banget nih contoh makalahnya , sangat bermanfaat

Posting Komentar