Minggu, 11 Maret 2012

Pembuatan Medium & Sterilisasi (Praktikum mikro III)


BAB I 
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Untuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini haruslah dimengerti jenis-jenis nutrient yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Alat-alat yang digunakan dalam perkembangbiakan inipun harus ditsterilisasikan terlebih dahulu. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada organisme lain yang tidak diinginkan tumbuh dalam media tersebut sehingga dapat menghambat pertumbuhan miikroorganisme yang akan dibiakkan dalam media tersebut.

B.  Tujuan

 Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu:
1.      Mengetahui cara membuat medium pertumbuhan mikroorganisme
2.      Mengetahui cara mensterilkan media



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk dan Wheeler, 1993).
Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrient yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrient ini adalah degradasi dari nutrient dengan molekul yang kompleks. Nutrient dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Anonim, 2008).
Menurut Anonimous (2008), berdasarkan konsistensi atau kepadatannya, medium dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a.      Medium cair/broth/liquid medium
         Contoh : air pepton, nutrient broth dan lactosa.
b.      Medium setengah padat (semi solid medium)
         Contoh : sim agar, cary dan brain agar.
c.      Medium padat (solid medium)
         Contoh : endo agar, PDA dan nutrient agar (NA).
Medium semi solid dan solid menggunakan bahan pemadat (seperti amilum, gelatin, selulosa dan agar-agar). Untuk medium padat/solid kita dapat menggunakan agar-agar dengan kadar 1,5% - 1,8% dan pada medium semi solid kadarnya setengah dari medium padat, sedangkan pada medium cair tidak diperlukan pemadat.
      Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang digunakan. Air sangat sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrient ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ekstrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat meyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Alat yang akan digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus disterilisasikan untuk membebaskan semua bahan dan peralatan tersenut dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas), penyaringan dan penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin (Hadioetomo, 1993).
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Substansi kimia organik dan anorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrient diambil dari lingkungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energy yang dugunakan dalam proses seluler (Lim, 1998).
Bakteri dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen (menyusun). Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan pembelahan biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru (Volk, 1993).
Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi juga memerlukan pH yang tepat. Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuha pada kondisi yang terlalu basah kecuali Vibrio cholera yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variable yang perlu dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil, suhu optimum untuk pertumbuhannya 20 – 40o C (Volk, 1993).
pH merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan dalam pembuatan medium sehingga kondisi pH yang terlalu basah atau terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba karena mikroba tidak dapat tumbuh pada kondisi tersebut. Medium didiamkan atau disimpan selama  jam untuk menyakinkan bahwa medium masih steril karena selain pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang steril juga menentukan (Dwidjoseputro, 1994).
Pembuatan medium Potato Dextrose Agar (PDA), kentang sudah ditimbang dan direbus, dengan ukuran kentang 50,31 gr dan agar 4,03 gr. Di sini menggunakan agar untuk mengentalkan medium. Ekstrak kentang dan agar disetir dan diatur suhu dan pHnya. Sebelum dilakukan sterilisasi medium berwarna kuning, setelah disterilisasi dalam autoklaf medium berwarna kecoklatan dan didapat endapan berwarna putih. Setelah didinginkan beberapa saat medium dapat ditanami bakteri (Schegel, 1993).
Pembuatan medium Nutrien Agar (NA) menggunakan bahan utana beef ekstrak  5 gr, peptom 3 gr dan agar 3 gr. Pada awal pengamatan medium Nutrien Agar, sebelum proses sterilisasi berwarna kuning dan setelah sterilisasi warna medium menjadi agak coklat. Pada pembuatan medium NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2 (Dwidjoseputro, 1994).

 
BAB III
METODOLOGI

A.      Waktu dan Tempat

     Adapun watu dan tempat pelaksanaan dari praktikum ini yaitu :
    -      Hari/Tanggal             : Kamis/03 November 2011
    -      Pukul                         : 10.00 Wita s/d selesai
    -      Tempat                        : Lab. Biodas Jurusan Biologi FMIPA UNTAD

B.       Alat dan Bahan

     Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu :
    a.    Alat
    1.    Erlenmeyer 250 ml
    2.    Gelas ukur 100 ml
    3.    Aluminium  foil
    4.    Kapas
    5.    Batang pengaduk
    6.    Neraca analitik
    7.    Hot plate
    8.    Batang stirrer
    9.    pH meter
  10.   Autoklave

   b.    Bahan
    1.    Aquadest
    2.    Agar-agar
    3.    Aluminium foil
    4.    Kapas
    5.    NA (Nutrien Agar)
    6.    MEA (Malt Extract Agar)
    7.    PDA (Potato Dextrose Agar)
    8.    LB ( Lactosa Broth)

C.    Prosedur Kerja

        Adapun prosedur kerja dalam praktikum kali ini yaitu :
  1. Menimbang masing-masing bahan yang akan digunakan kedalam neraca analitik sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
  2. Kemudian memasukkan bahan kedalam erlenmeyer 250 ml dan menambahkan aquadest sebanyak 250 ml dan agar 7 gram kedalam masing-masing bahan.
  3. Memanaskan larutan tersebut sampai mendidih di atas hot plate dengan suhu (NA dan PDA 4400C, MEA 4800C, dan LB 3000C)  agar larutan homogen.
  4. Kemudian larutan diangkat dan mendinginkannya.
  5. Setelah larutan dingin, kemudian mengukur pH nya. 
  6. Mensterilisasi media dengan cara memasukkan ke dalam autoclave.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Pengamatan
No.
Gambar
pH
Warna sebelum pengadukan
Warna sesudah pengadukan
Fungsi
1.
NA
7,0
Keruh
Kuning kecoklatan
Media penumbuhan fungi atau jamur

 2.


PDA
5,72
Keruh
Kuning tua
Media penumbuhan kapang
3.
YMEA

5,6
Coklat
Coklat tua
Media penumbuhan khamir
4.
LB
6,7
Merah
Merah tua
Media fermentasi

B.   Pembahasan

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Media juga merupakan makanan atau campuran dari beberapa bahan makanan yang disiapkan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Media dapat digunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain adalah harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan, medium digunakan untuk pertumbuhan mikroba adalah (NA) Nutrient Agar, (PDA) Potato Destroxe Agar, (MEA)Malt Extract Agar dan (LB) Laktosa Broth. Teknik-teknik pembuatan medium adalah seperti yang dijabarkan dibawah ini.
Pembuatan medium NA (Nutrien agar), dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan cara melarutkan NA sebanyak 3,75 gr kedalam erlenmeyer dan menambahkan akuadest sebanyak 250 ml, setelah itu memanaskannya di atas hot plate dengan suhu 440o C diikuti oleh pengadukan dengan menggunakan magnetik stirrer. Tujuan dari pemanasan dan pengadukan ini adalah untuk mempercepat homogenisasi NA dengan akuadest, dimana dengan pemanasan dapat mempercepat pelarutan dari NA dengan akuades. Setelah dipanaskan sampai kira-kira larutan menjadi bening kekuning-kuningan sebagai tanda larutan telah homogen. Setelah itu mendinginkan larutan dan mengukur pH larutan. Nilai pH dari medium NA yang diperoleh yaitu 7, hal tersebut telah sesuai literature bahwa pH untuk medium NA yaitu  yang artinya pH yang baik untuk menumbuhkan bakteri pada medium ini berkisar dari 6,8 sampai 7,2. Kemudian larutan yang terdapat di dalam erlenmeyer dimasukan kedalam autoklave dengan mulut erlenmeyer disumbat dengan kapas yang dilapisi dengan kertas diluarnya. Tujuan dari penutupan ini dimaksudkan agar meminimalkan kontaminasi.
Pemuatan medium PDA (Potato Destroxe Agar) berfungsi untuk menumbuhkan fungi atau jamur. Pembuatan media pada percobaan ini dengan menggunakan PDA (Potato Destroxe Agar), dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan cara melarutkan PDA (Potato Destroxe Agar) instan sebanyak 50 ml ke dalam erlenmeyer dan menambahkan akuades sebanyak 200 ml, setelah itu memanaskannya diatas hot plate dengan suhu 440o C diikuti oleh pengadukan dengan menggunakan magnetik stirrer. Tujuan dari pemanasan dan pengadukan ini adalah untuk menghomogenkan PDA (Potato Destroxe Agar) dengan akuades, dimana dengan pemanasan dapat mempercepat pelarutan dari PDA (Potato Destroxe Agar) dengan akuades. Setelah memanaskan sampai kira-kira larutan menjadi bening kekuning-kuningan tetapi lebih bening daripada PDA (Potato Destroxe Agar) sebagai tanda larutan telah homogen kemudian mendinginkan larutan yang terdapat di dalam Erlenmeyer dan menghitung pHnya yaitu 5,72. Kemudian memasukan kedalam autoclave dengan mulut erlenmeyer disumbat dengan kapas yang dilapisi dengan kertas diluarnya. Tujuan dari penutupan ini dimaksudkan agar meminimalkan kontaminasi.
Media berikutnya adalah MEA (Malt Extract Agar) digunakan sebagai media pertumbuhan yeast atau khamir. dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan cara melarutkan MEA (Malt Extract Agar) instan sebanyak 12,5 gr ke dalam erlenmeyer dan menambahkan akuades sebanyak 250 mL, setelah itu memanaskannya diatas hot plate dengan suhu 480o C diikuti oleh pengadukan dengan menggunakan magnetik stirer, tujuan dari pemanasan dan pengadukan ini adalah untuk menghomogenkan MEA (Malt Extract Agar) dengan akuades, dimana dengan pemanasan dapat mempercepat pelarutan dari MEA (Malt Extract Agar) dengan akuades. Setelah memanaskan sampai kira-kira larutan menjadi kuning kemerah-merahan sebagai tanda larutan telah homogen kemudian mendinginkan larutan yang terdapat di dalam erlenmeyer dan menghitung pHnya yaitu 5,6. Kemudian memasukan kedalam autoklave dengan mulut erlenmeyer disumbat dengan kapas yang dilapisi dengan kertas diluarnya. Tujuan dari penutupan ini dimaksudkan agar meminimalkan kontaminasi.
Media berikutnya adalah LB (Laktosa Broth) digunakan sebagai media fermentasi. Dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan cara melarutkan LB (Laktosa Broth) instan sebanyak 3,25 gr ke dalam erlenmeyer dan menambahkan akuades sebanyak 100 ml, setelah itu memanaskannya diatas hot plate dengan suhu 300o C diikuti oleh pengadukan dengan menggunakan magnetik stirrer. Tujuan dari pemanasan dan pengadukan ini adalah untuk menghomogenkan LB (Laktosa Broth) dengan akuades, dimana dengan pemanasan dapat mempercepat pelarutan dari LB (Laktosa Broth) dengan akuades. Setelah memanaskan sampai kira-kira larutan menjadi kekuning-kuningan sebagai tanda larutan telah homogen kemudian larutan yang terdapat di dalam erlenmeyer didinginkan dan dihitung pHnya yaitu 6,7. Kemudian memasukan kedalam autoklave dengan mulut erlenmeyer disumbat dengan kapas yang dilapisi dengan kertas diluarnya. Tujuan dari penutupan ini dimaksudkan agar meminimalkan kontaminasi.

 

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktium kali ini yaitu :
1.   Medium adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme.
2.    NA (Nutrient Agar ) digunakan sebagai media pertumbuhan fungi, dari hasil praktikum diperoleh pH NA yaitu 7,0.
3.     PDA (Potato Destroxe Agar) digunakan untuk menumbuhkan kapang, dari hasil praktikum diperoleh pH PDA yaitu 5,72.
4.    MEA (Malt Extract Agar) digunakan sebagai media pertumbuhan yeast atau khamir, dari hasil praktikum diperoleh pH MEA yaitu 5,6.
5.      LB (Laktosa Broth) digunakan sebagai media fermentasi, dari hasil praktikum diperoleh pH LB yaitu 6,7.

B.  Saran

Disarankan dalam praktikum mengenai pembuatan  medium selanjutnya terlebih dahulu diberikan pembekalan materi kepada para praktikan sehingga praktikan berul-betul tahu dan mengerti tekhnik-tekhnik yang diperlukan sehingga dapat lebih mengefisiensikan waktu dan juga untuk menghindari adanya miss-communication baik antara sesama praktikan maupun dengan dosen pembimbing dan para asisten praktikum. 

0 komentar:

Posting Komentar